8 Tips Meningkatkan Engagement Bookstagram

Feb 9, 2020

8 Tips Meningkatkan Engagement Bookstagram – Kalau sudah membaca artikel soal bagaimana sih menambah followers Bookstagram untuk pemula, kamu akan tahu kalau meninggalkan komentar bisa menjadi salah satu cara efektif guna meningkatkan engagement Bookstagram. Apalagi, komunitas Bookstagram Indonesia sangat aktif.

Hal ini pun sering saya terapkan untuk @sintiawithbooks. Sebab, biar bagaimanapun juga, jumlah followers Bookstagram yang terus bertambah dari hari ke hari bisa menjadi bentuk dukungan mereka terhadap akun kita.

Banyaknya followers juga bisa menjadi nilai jual tersendiri, khususnya bagi para Bookstagrammer yang diajak kerja sama oleh pihak luar, untuk meng-influence para pencinta literasi lainnya.

Namun, penting banget untuk diingat, nih, apabila ingin engagement bertambah lewat pemberian komentar, ada teknik dan aturannya juga, lho. Kalau terlalu sering menulis komentar (bahkan yang enggak ada hubungannya dengan foto), bisa-bisa kamu dianggap spamming.

Baca juga: 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers

Menurut pengalaman, selama saya Bookstagramming, jarang banget sih dapet komentar spam semacam dari akun peninggi dan pelangsing badan. Hehehe. Palingan cuma dari online shop yang menawarkan produk-produk mereka, itu pun yang ada hubungannya dengan buku. Jadi, masih wajar, sih.

Nah, kalau kamu ingin meningkatkan engagement  Bookstagram, ini 8 teknik yang wajib kamu perhatian.

8 Tips Meningkatkan Engagement Bookstagram

Memberikan apresiasi pada pengguna lainnya

Ini dia tips meningkatkan engagement Bookstagram yang pertama. Ada banyak sekali akun Bookstagram yang foto-fotonya kreatif banget dan bisa dibilang, memancing siapapun buat nge-like.

Nah, coba deh, apresiasi mereka dengan meninggalkan komentar yang memuji karya mereka. Beberapa contoh kalimat yang bisa kamu pakai, misalnya

  • “Such a lovely gallery. Thanks for giving me inspiration. Have a bookish day!”
  • “I’m in love with the cover. Where did you buy this book?”
  • “OMG so gorgeous! What app do you use?”

Ajukan pertanyaan di caption

Menulis caption itu enggak mudah. Saya sendiri termasuk orang yang menulis caption last minute alias enggak persiapan. It’s not good, I know. Saya jadi enggak maksimal ketika menerjemahkan pemikiran ke dalam kata-kata.

Makanya, nggak heran kalau caption yang sudah di-posting bakal banyak revisian, entah itu salah ketik, salah mention akun, enggak terstruktur, dan sebagainya. Bahkan, enggak jarang, awalnya saya berharap bisa dapat banyak komentar dari sesama pengguna, eh malah kolom komentar saya kosong.

Nggak pengin hal ini terjadi berulang kali, saya coba lebih persiapan. Salah satu caranya adalah dengan membubuhkan pertanyaan pada kalimat pertama caption saya. Agar lebih menonjol, saya biasarnya memberi huruf kapital dengan tulisan yang tebal supaya followers lebih aware.

Pertanyaannya, apakah model caption seperti ini selalu works? Most likely, yes. Tapi kadang ada yang zonk juga, sih. Kuncinya, trial and error aja. Kalau cara satu nggak berhasil, coba cara lain yang lebih oke. 😀

Di samping itu, jika ingin meningkatkan engagement Bookstagram dengan cara lain, kamu juga bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan pemilik akun lain, lho. Istilahnya, kamu “jemput bola” duluan.

Sebagai contoh, ada yang bertanya, “Who’s your favorite male writer?”. Lalu, tuliskan jawaban yang sesuai pada kolom komentar, seperti

  • “I love Nicholas Sparks. A Walk to Remember is my favorite. Have you read the book or watched the movie?”
  • “Haruki Murakami is the best. Can’t hardly wait to enjoy his latest work!”
  • “I do love reading Shakespeare’s books. How about you?

Baca juga: Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks

Tunjukkan bahwa kamu membaca caption yang mereka tulis dan dengan membubuhkan komentar, mereka juga akan tahu bahwa kamu adalah Bookstagrammer yang aktif.

Apabila si pemilik akun membalas lagi komentarmu, jangan sampai kamu tidak mengacuhkannya, ya. Siapa tahu, kalian bisa terlibat dalam diskusi seru soal penulis, yang bisa saja memperluas jaringan pertemananmu di komunitas ini.

Siapa tahu juga, ia tertarik untuk melihat-lihat feed kamu, bahkan balas memberikan komentar di unggahan terakhir kamu.


Bagikan cerita atau pengalaman yang personal

Well, kalau sudah berkecimpung di dunia Bookstagram untuk waktu yang relatif lama, diam-diam kamu akan menyadari bahwa enggak sedikit Bookstagrammer yang bercerita soal keseharian atau pemikirannya akan suatu sesuatu. Hal itu pun diungkapkan lewat tulisan pada caption foto yang di-post-nya.

Sebagai contoh, saya pernah menulis kalau saya lagi galau banget. Bukan, bukan galau karena cinta. Saya galau karena merasa enggak punya banyak waktu untuk mengurus Bookstagram lantaran disibukkan banyak hal.

Saya juga mengungkapkan, followers @sintiawithbooks makin lama makin berkurang karena udah lama banget enggak ada konten yang saya unggah. Duh, gimana caranya meningkatkan engagement Bookstagram kalau begini terus?

You know what, social media, Instagram especially, is really, really stressful. Kalau like dikit, stres. Kalau nggak ada yang komen, stres juga.

Baca juga: Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi

Jujur, saya bingung banget, mau saya arahkan ke mana Bookstagram ini? Perlukah di-deactivate? Atau, hiatus sementara saja? Lalu, beberapa contoh kalimat dukungan (juga sedikit saran) yang pernah saya dapat adalah seperti di bawah ini.

  • “Jangan di-deactivate, Kak. Sayang banget akunnya.”
  • Aku juga ngerasa begitu, sibuk banget sampai-sampai Bookstagram enggak keurus. Kalau mau, tulis hiatus aja biar followers enggak berkurang.”
  • “Kalau mau, coba rajin posting di Insta Story aja biar kesannya tetap aktif. Hehehe.”

Ajak followers untuk mention 3 teman lain

Selain memuat ulasan buku yang dibaca, saya juga sering berbagi cerita dan pengalaman mengenai perpustakaan atau toko buku yang dikunjungi. Unggahan macam ini biasanya punya engagement rate yang lebih tinggi. Kenapa?

Pada sebuah workshop social media yang saya ikuti, salah seorang pemateri berkata, “Ada dua tipe konten yang harus lo posting, yakni menghibur dan/atau informatif”. Artinya, dalam kasus saya, posting-an soal perpustakaan atau toko buku termasuk dalam kategori informatif. Nggak heran kalau tingkat share atau saved tinggi abis.

Namun tentu aja hal tersebut didukung dengan caption yang encouraging juga,ya. Pada akhir caption saya juga menulis, “Coba mention 3 teman yang pengin kamu ajak ke sini!”, and tadaaa… yang kasih komen lumayan banyak, yang share juga, apalagi yang nge-save fotonya. Wihiiii! 😀

Mau coba meningkatkan engagement Bookstagram dengan cara ini nggak?


Memberi semangat

Di komunitas Bookstagram, kamu akan menemukan banyak Bookstagrammer yang mengikuti Rep Search, yang intinya si pemilik akun ingin jadi bagian suatu brand untuk mempromosikan produk-produk yang dijual.

Biasanya, si pemilik akun akan mem-posting foto terbaik mereka, mempromosikan diri, juga menyertakan alasan kenapa sih, dia harus terpilih sebagai representative.

Baca juga: 11 Most Creative Bookstagrammers to Follow in 2020

Nah, jika ada teman Bookstagrammer kamu yang ikut kontes ini, coba berikan semangat untuknya. Tulis aja di kolom komentar,

  • “Good luck!”
  • I know you’re gonna win!”
  • “You have such lovely photos. Best of luck!”

Wajib aktif di Insta Story

Tahukah kamu, Insta Story menjadi sarana yang efektif banget buat meningkatkan engagement Bookstagram. Biasanya, banyak yang mengajak followers untuk aktif berdiskusi dua arah, misalnya terkait buku apa yang sedang dibaca, bagaimana tanggapan soal book shaming, atau hal-hal menarik lainnya.

Hal ini pun sering sekali saya lakukan sebab saya ingin teman-teman followers melihat bahwa saya adalah Bookstagrammer aktif yang kerjanya bukan cuma posting-posting aja. Meski di dunia digital, saya juga kepengin mengobrol dengan teman-teman sesama pencinta buku.

Biasanya, saya menggunakan fitur Polls dan Question untuk memantik diskusi yang sedang hangat. Dengan demikian, saya pun bisa mengobrol bersama pengguna lainnya dengan lebih mudah.


Coba tipe konten yang lain

Belakangan saya lagi putar otak banget, gimana caranya biar followers tetap bear with me. Jujur, belakangan lagi “kering” banget. Maksudnya, kalau saya posting sesuatu, engagement-nya payah banget, banyak konten yang dirasa biasa aja, aduh pokoknya lagi enggak bergairah banget, deh.

Sampai suatu saat saya memberanikan diri untuk membuat konten Bookstagram yang berbeda dari biasanya. Idealnya, saya cuma posting foto aja, tapi kali ini saya mengunggah visual yang berbeda. Entah harus menyebut apa tipe konten ini, tapi ada yang bilang, ini namanya microblog.

Saya pernah share soal, “Kok enak sih dapet buku gratis terus?”, yang mana di sini saya coba untuk meluruskan pandangan orang-orang terkait Bookstagrammer atau Book Reviewer yang sering banget dapet buku gratis. Banyak yang mengira, duh kok enak ya nggak usah beli buku soalnya dapet buku cuma-cuma? Well, sebenernya kan nggak sepenuhnya gratis.

Nggak nyangka, yang komen banyak bangeettt, yang share juga! Banyak yang bilang kalau mereka ngerasa relate banget dengan posting-an itu. Barulah saya tahu kalau tipe konten seperti ini ternyata works juga buat followers saya.

Emang ya, meningkatkan engagement Bookstagram itu nggak mudah. Akan tetapi, kalau kamu bikin konten dengan niat tulus dan sepenuh hati, hasilnya juga pasti baik banget. 🙂


Terapkan omnichannel marketing

Menjangkau audiens yang lebih luas adalah salah satu PR setiap pembuat konten. Untuk itu, saya selalu berusaha menerapkan omnichannel marketing.

Artinya, ketika saya posting satu konten, saya enggak cuma posting di satu kanal aja. Satu konten yang sama yang seharusnya cuma diunggah ke Instagram, nyatanya saya distribusikan juga ke Facebook, Twitter, atau media sosial lainnya dengan harapan, para pengguna internet bisa menemukan konten saya dengan lebih mudah.

Hal ini pun juga sering banget dilakukan para influencer di Instagram, di mana mereka meng-capture tweets atau posting-an di LinkedIn mereka, lalu membagikannya di Instagram. Ini amat menarik untuk dicoba.

Nah, itulah dia 8 tips meningkatkan engagement Bookstagram. Saya juga masih belajar, masih trial and error sampai menemukan teknik-tekni terbaik.

Pada intinya, media sosial itu sangat dinamis dan kebiasaan penggunanya berubah-ubah. Jangan puas pada satu teknik aja karena belum tentu teknik tersebut selamanya berhasil. Coba teknik lainnya, siapa tahu lebih works, kan?

Nah, selamat mencoba meningkatkan engagement Bookstagram kamu, ya!


Jangan lupa baca artikel selanjutnya di bawah ini, ya! 😍

10 Aplikasi Edit Foto Bookstagram yang Sering Saya Gunakan

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 7 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
93. Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung
94. Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Katakerja Makassar
95. Kedai Buku Jenny, Lebih dari Sekadar Perpustakaan dan Toko Buku
96. [BOOK REVIEW] Surat untuk Anakku Karya Mahendra Hariyanto
97. [BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe
98. 7 Perpustakaan di Jakarta yang Bikin Makin Cinta Membaca
99. 10 Aplikasi Edit Foto Bookstagram yang Sering Saya Gunakan
100. 10 Kutipan Terbaik dari Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *