[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Jul 3, 2019

[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon – Banyak yang bilang, seorang perempuan yang berumur 17 tahun sudah bisa dikatakan dewasa. Namun bagi saya, umur 17 tahun itu merupakan titik pertama untuk menuju kedewasaan itu sendiri.

Di usia segitu, -mungkin kamu juga pernah merasakannya- banyak hal kompleks terjadi. Mulai dari urusan keluarga, sekolah, percintaan, hingga pencarian jati diri.

Beruntung banget bisa dapat kesempatan untuk membaca Avontur, Dear 19 karya Thinkermoon ini. Masa-masa itu seperti tertuang kembali dalam sebuah buku kumpulan puisi, yang akan mengajak para pembacanya kembali merasakan segala emosi itu.

Mencari Jati Diri Lewat Puisi Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Judul Buku: Avontur, Dear 19
Penulis: Thinkermoon
Penerbit: Self Published
Terbit: 10 Mei 2019
ASIN: B07RHQHJ1H
Tebal: 200 halaman
Harga: Rp99.900

Dear 19,
I tried to leave you behind like those footsteps
I walked away from
or dirt I struggled
to scrub off my feet

But you are not just a past
you, too, are my present
and my future will be filled with glimpses of you

Ketika membaca halaman demi halamannya, saya merasa sedang membaca buku harian zaman SMA, atau… membaca berbagai status anonim yang saya lontarkan di berbagai media sosial jadul. Sebutlah Friendster. Lucu rasanya bisa mengenang masa-masa itu kembali. 🙂

Ya, bedanya… Avontur, Dear 19 karya Thinkermoon ini menggunakan kata-kata yang indah, bukan sekadar curhatan biasa di media sosial.

Yang menarik, meski ini buku puisi, tapi ada alur cerita yang dibuat sehingga pembaca bisa mengetahui lebih banyak apa yang dialami si tokoh utama. Akan tetapi, kerap kali saya merasakan mood agak sedikit datar. Mungkin karena topiknya itu-itu saja.

Untuk pemilihan kata sendiri, saya merasa Thinkermoon berhasil membuat kreasi diksi dengan ritme kreatif. Bahkan bikin saya tiba-tiba berceletuk dalam hati, “Kepikiran aja nulis begini”.

[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Untuk kalimat yang digunakan memang cukup pendek. Ada yang lugas, tapi ada juga yang mengawang-awang, which is totally fine, for me personally. Itu adalah begian dari kreativitas Thinkermoon dalam mengkreasikan kata demi kata.

Namun harus hati-hati juga, sih. Pemilihan kata dalam puisi memang penting, tapi makna yang tersampaikan dengan baik ke pambaca saya kira lebih penting.

Saya sendiri menemukan beberapa puisi yang mesti saya baca berulang kali dulu, baru menemukan artinya. Nevermind, it’s a process. Itulah keindahan, keunikan, sekaligus kerumitan puisi.

Omong-omong, bila diperhatikan, banyak sekali puisi miliknya yang menggunakan majas personifikasi dan metafora. Bedanya, personifikasi membandingkan benda hidup dengan benda mati. Sementara itu, majas metafora lebih ke membandingkan sesuatu yang sifatnya hampir sama, atau lebih ke kiasan.

Ya, bila kamu membaca Avontur, Dear 19 ini, kamu akan menemukan banyak kalimat dengan dua majas tersebut di dalamnya. Keren!

[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Kemudian, dari segi tipografi dan layout, Avontur, Dear 19 ini cukup mengesankan dan kelihatan lebih asyik. Mata pembaca diajak berkelana menyusuri setiap sudut dalam halamannya sehingga pengalaman membaca pun jadi sedikit berbeda.

Dari pemilihan warna tulisan juga cukup unik. Putih, hitam, dan merah menjadi tiga warna utama yang membuat buku ini memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan, penggunaan huruf tebal dan tipis, hingga besar-kecil tulisan semakin membuat Avontur, Dear 19 ini terkesan playful dan enggak membosankan.

[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Di buku ini pun juga beberapa halaman yang menggunakan foto sebagai latar belakangnya. Mulai dari gambar gedung pencakar langit, laut, ilalang, hingga bunga. Masing-masing gambar berkaitan erat dengan tulisan yang dibuat Thinkermoon.

Itulan kenapa kenapa visual digabungkan dengan tulisan, pesannya jadi semakin kuat dan lebih mudah tersampaikan. Ketika melihat ada halaman-halaman seperti itu, rasanya sedang membuka Tumblr atau Pinterest yang isinya puisi-puisi berlatar estetik.

Sampul buku ini pun juga unik banget! Pada judul dan nama penulis menggunakan bahan seperti hologram yang bila terkena cahaya, bisa memantulkan warna-warni, seperti oranye, hijau, dan kuning. 😍

[BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon

Secara keseluruhan, buku ini sangat menyenangkan untuk menjadi teman bacaan di kala senggang. Saya suka dengan ide cerita yang ditekankan, soal fase kedewasaan yang mau tak mau harus dihadapi seorang perempuan.

Akhir buku Avontur, Dear 19 ini pun mengajak saya untuk lebih mencintai diri sendiri, untuk lebih berani melawan hal-hal yang enggak sesuai, dan berani menghadapi masa depan.

Bahkan, saya pun menemukan kalimat pamungkas di akhir buku ini yang tanpa sadar seolah mengajak saya untuk terus melanjutkan hidup, apapun yang terjadi.

Gimana, kamu tertarik untuk membaca buku ini juga? Kamu bisa mendapatkannya di sini, ya. Selamat mencari jati diri lewat puisi!


Jangan lewatkan tulisan lainnya berikut ini, ya! ?

[BOOK REVIEW] Deep Wounds Karya Dika Agustin

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78.[BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *