Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa

Jul 1, 2018

Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa – Tahun 2016 lalu, saya pernah mengikuti Bincang Buku bersam Harian Kompas di Hotel Santika BSD.

Di sana, saya bertemu dengan dua pemilik toko buku independen di Pasar Santa, Jakarta Selatan, yakni Maesy Ang dan Teddy W. Kusuma. Enggak disangka, di sinilah awal mula saya menjadi salah satu pelanggan setia POST Bookshop.

Jauh sebelum ikut Bincang Buku ini, sebetulnya saya pernah mampir ke Pasar Santa. Itu lho, zaman-zamannya pasar kekinian ini lagi booming karena lantai atasnya dipenuhi oleh anak-anak muda yang kepengin makan, ngopi-ngopi, atau sekadar nongkrong santai.

Pas ke sana, enggak terlalu ngeh sih, ada toko buku ini atau enggak. Seingat saya, sepertinya memang pernah melewati sebuah toko buku mungil, tapi mungkin kala itu belum berniat mampir.

Eh, enggak tahunya, setelah tahu soal POST ini saya malah ketagihan banget membeli buku di sini, tapi secara online. Kalau dihitung-hitung, sudah sekitar 8 kali membeli buku di POST Bookshop Pasar Santa.

Ternyata, pengalaman membeli buku di sini sangat mudah dan menyenangkan. Berikut pengalaman saya yang siapa tahu menginspirasi kamu untuk terus membeli (dan membaca) buku.

Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa

Membeli buku online di POST Bookshop dilakukan via email. POST menyarankan agar para pencinta literasi melihat-lihat sendiri koleksi mereka di Instagram @post_santa atau bisa datang langsung ke sana.

Untuk diketahui, toko buku ini memang enggak menyediakan katalog buku-buku yang dijual. Apalagi, buku-buku di sana sangatlah beragam, entah dari segi judul, genre, penulis, penerbit, hingga jumlah stoknya.

Kalau pergi ke toko buku mainstream yang banyak ditemui di pusat perbelanjaan, kamu bakal jarang banget, deh, menemukan buku-buku yang dijual di POST berada di sana.

Untuk buku-buku pilihan bahkan stoknya terbatas banget. Paling hanya satu atau dua buku saja. Sistemnya, siapa cepat, dia dapat.

Buku-buku pilihan ini biasanya didapat Maesy dan Teddy ketika mereka sedang berkunjung ke toko buku lain, baik di dalam maupun di luar negeri, seperti Books Actually di Singapura.

Mereka memboyong buku-buku penulis lokal sana untuk dibaca teman-teman di Indonesia. Namun, ya itu dia, stoknya terbatas sekali. Bisa dikatakan, siapa cepat dia dapat.

Jadi, kalau kamu ingin turut merasakan pengalaman membeli buku di POST Bookshop Pasar Santa, sama seperti yang saya rasakan, lihat-lihat dulu koleksi di galeri Instagram mereka.

Kemudian barulah tanyakan stok beserta harga buku yang ingin kamu beli. Bila sudah, bisa langsung membeli buku incaran kamu.


Pernah beli buku apa aja di POST Bookshop?

17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa

Ini 8 dari sekian banyak buku yang pernah aku beli. Ada yang sudah pernah kamu baca belum?

Kalau boleh jujur, pengalaman membeli buku di POST Bookshop Pasar Santa enggak pernah mengecewakan.

Maesy dan Teddy selalu cepat, ramah, dan responsif dalam membalas email ketika saya memesan buku. Hingga kini, ada berbagai judul buku yang sudah sampai di rumah saya. Beberapa di antaranya adalah…

  • Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Salah satu karya sastra yang dielu-elukan. Tertarik baca buku milik Yusi Avianto Pareanom karena banyak direkomendasikan.
  • Pendidikan Jasmani dan Kesunyian. Menikmati puisi-puisi nyentrik karya Beni Satryo.
  • Na Willa: Serial Catatan Kemarin. Ini merupakan buku anak terfavorit yang wajib dibaca orang dewasa, ditulis oleh Reda Gaudiamo.
  • Telepon Genggam. Isi kepala Joko Pinurbo yang patut dikoleksi.
  • Kiat Sukses Hancur Lebur. Salah satu buku yang banyak direkomendasikan. Kini, buku yang ditulis Martin Suryajaya duduk nyaman di rak buku saya.
  • Aku, Meps & Beps. Kali ini, Reda Gaudiamo berduet dengan sang anak, Soca Sobhita. Keduanya membawa saya kembali mengingat masa kanak-kanak.
  • Semasa. Senang bisa memiliki karya terbaru dari pemilik POST Bookshop ini (Iya, buku ini ditulis oleh Maesy dan Teddy).
  • We are Nowhere and It’s Wow. Puisi-puisi milik Mikael Johani yang diterbitkan POST Publisher (Yup, toko buku mungil ini juga punya penerbitan sendiri ?).

Nah, kalau kamu tertarik untuk melihat buku-buku lain yang saya beli, silakan baca di artikel Borong Buku ini, ya.

Tebak, ada berapa buku yang saya beli? Banyaaaaak! Hahaha. Ah, tapi saya berharap kamu juga tertarik untuk membaca buku-buku pilihan saya.


Kelebihan dan kekurangan POST Bookshop Pasar Santa

 

Enggak bisa dimungkiri, POST Bookshop sudah menjadi salah satu toko buku favorit saya. Keramahan penjualnya bikin saya mau balik lagi dan balik lagi.

Rasanya, pengalaman membeli buku di POST Bookshop Pasar Santa jadi lebih menyenangkan. Nah, seenggaknya, berikut ini alasan saya rela menghabiskan uang demi memiliki buku-buku yang dijual di sana.

Kelebihan

  • Pilihan bukunya sangat beragam. Saya tertarik banget untuk membaca buku-buku bagus, yang bahkan belum diketahui orang banyak. Rasanya seperti menemukan harta karun yang harus banget dibagi-bagi ke pencinta literasi lainnya.
  • Karena buku yang dijual sangat bervariasi, saya bisa menambah wawasan akan penulis-penulis lokal, juga penulis dunia. Sebelumnya, saya enggak tahu siapa itu Sarah Kay, Roxane Gay, atau penulis lainnya. Berkat POST, saya jadi ingin membaca lebih dari sekadar penulis favorit yang saya kenal.
  • Bisa nanya rekomendasi buku-buku dari pemilik POST Bookshop. Seperti waktu itu, saya sedang ingin melahap buku puisi, tetapi bingung mau baca apa. Saya pun bertanya dan mereka memberikan rekomendasi. Kalau buku rekomendasi mereka lagi enggak ada stoknya, mereka bakal bantu mencarikan.
  • Mendukung toko buku, penulis, dan penerbit independen. Jangan salah ya, penulis dan penerbit independen enggak kalah bagus dibanding yang mainstream. Makanya suka banget beli buku di sini.
  • Rutin mengadakan Book Gathering di mana menurut saya tiap sesinya terasa intimate banget. Pengunjung yang datang bisa berbincang langsung dengan penulis atau penggemar buku yang lainnya.
  • Kalau beli buku di sini, pasti selalu dapat postcard yang dengan personal message yang tertera di sana. Postcard-nya pun kebanyakan bergambar sampul-sampul buku dunia. Bisa dikoleksi atau dijadikan pembatas buku, deh.

Kekurangan

  • Tidak ada katalog buku. Jadi, pembeli harus melihat koleksi mereka satu-satu di media sosial, kemudian bertanya langsung via email untuk menanyakan stok. Jadi, agak sedikit rugi di waktu saja, sih.
  • Tidak ada toko buku online-nya. Adanya toko buku online memang memudahkan siapa saja untuk memiliki buku-buku yang diincarnya. Tinggal search, ketemu bukunya, check out, transfer, lalu menunggu bukunya datang. Kalau saat ini sih, masih dibilang manual. Hehehe. 😀

Saya berharp sekali semoga ke depannya POST Bookshop ada toko buku online-nya sehingga memudahkan pembaca di luar kota bisa memiliki buku yang diincar.

Kalaupun enggak, saya yakin ini jadi salah stau trik supaya para penikmat literasi bisa datang langsung ke toko fisiknya, lalu memilih sendiri buku yang disajikan sembari berbincang-bincang dengan pencinta buku lainnya. 🙂


Bagaimana cara membeli buku di sini?

Ada dua cara. Pertama, kamu bisa datang langsung ke toko bukunya yang terlet toko bukunya yang terletak di Pasar Santa, Jakarta Selatan (lihat petanya di bawah, ya).

Serunya, kamu bisa lihat langsung koleksi yang mereka miliki. Mau baca-baca buku di sana atau berbincang dengan para pencinta literasi lainnya yang sedang singgah juga boleh.

Kedua, kirim email kamu ke postpasarsanta@gmail.com tanyakan dulu apakah mereka sedang punya stok atau tidak.

Jangan ragu meminta rekomendasi kepada Maesy atau Teddy apabila bingung mau membeli buku apa, ya. Mereka akan dengan senang hati menjawabnya. 😀

Hmm… mau beli buku apa lagi ya di Post Bookshop Pasar Santa ini?


Mampir ke POST Bookshop Pasar Santa, yuk. Jangan lupa saya diajak.


Sayang banget kalau kamu nggak baca artikel lainnya di bawah ini.

[UPDATE] 15 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *