Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute – Hari itu saya sengaja cuti dari kantor demi ngerjain salah satu proyek pribadi yang menurut saya cukup penting. Ehh… H-2 jam terpaksa batal gara-gara narasumber tiba-tiba berhalangan! 😢
Enggak mau cuti ini sia-sia begitu aja, akhirnya saya pergi ke salah satu tempat dalam bucket list, yang emang pengin banget dikunjungin dari dulu. Yup, apa lagi kalau bukan Perpustakaan Freedom Institute?
Baca juga: 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
Perpustakaan Freedom Institute ini letaknya di Wisma Bakrie 1. Sebelumnya, perpustakaan yang sempat tutup pada 2015 lalu ini berada di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Nah, apa sih yang menarik dari Perpustakaan Freedom Institute ini? Yuk, kulik bareng-bareng! Siapa tahu bisa jadi destinasi literasi selanjutnya untuk kamu kunjungi.
Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
Berhias peluh di tubuh, akhirnya sampai juga saya di Wisma Bakrie 1, setelah berpuluh-puluh menit melawan debu dan asap kendaraan dari Kemang menuju Kuningan.
Sampai di sana, saya langsung masuk ke dalam gedung dan Perpustakaan Freedom Institute terletak persis di bagian kanan.
Baca juga: Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
Siang itu tampak lengang dan sepi sekali. Bahkan, kedatangan saya di sana tampaknya enggak disadari oleh dua petugas yang sedang berjaga.
Nah, untuk kamu yang baru pertama kali datang ke Perpustakaan Freedom Institute, jangan lupa untuk mendaftar sebagai anggotanya, ya. Gratis!
Membuat Kartu Anggota Perpustakaan
“Permisi, tasnya dititip enggak, ya?” tanya saya kepada salah satu petugas. Saya enggak melihat ada rak pentitipan tas di sana, jadi daripada salah dan asal nyelonong masuk, lebih baik tanya dulu, kan. Hehehe. 🙂
“Iya. Mbak sudah punya kartu member perpustakaan?” ia gantian bertanya.
“Oh, belum.”
“Kalau belum, silakan isi di sana.” Saya melihat petugas tersebut menunjuk sebuah meja kosong dengan beberapa lembar kertas form pendaftaran anggota Perpustakaan Freedom Institute.
Saya bergegas ke sana, mengisi data diri, lalu mengembalikannya kepada petugas.
Enggak lama, ia memberikan saya sebuah nomor penitipan tas, juga kartu anggota Perpustakaan Freedom Institute.
“Pak, di sini boleh foto-foto?” tanya saya lagi.
“Kalau pakai kamera profesional tidak boleh,” jawabnya pelan sembari tersenyum.
“Kalau pakai HP enggak apa-apa, kan?” Petugas tersebut mengangguk dan segera setelahnya, saya mengucapkan terima kasih.
Yeay, setelah menjadi anggota resmi, rasanya enggak sabar buat berkeliling, menyusuri setiap rak, juga membaca buku langsung di tempat ini.
Interior Desain Perpustakaan
Kesan pertama yang saya dapat ketika menyambangi perpustakaan ini ialah ruangannya yang besar, nyaman, dan spacious.
Jika ditanya apa gaya yang diusung oleh Perpustakaan Freedom Institute ini, sepertinya merupakan gabungan gaya modern dan etnik. Hal tersebut tampak dari wayang di atas meja hingga patung yang berdiri di dekat salah satu rak buku.
Kemudian, pada bagian tengah perpustakaan, saya menemukan kursi merah melingkar yang jadi salah satu spot membaca buku. Warna merah tersebut cukup mencolok, seolah menjadi warna segar di Perpustakaan Freedom Institute.
Untuk spot membaca buku di Perpustakaan Freedom Institute sendiri sebenarnya macam-macam.
Selain kursi merah tadi, ada sofa hitam nan nyaman di beberapa sudut. Psstt… saking nyamannya, saya sampai melihat ada pengunjung yang tidur di sana sambil dikelilingi buku di sekitarnya! 😆
Baca juga: 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
Kemudian, ada meja-meja berbentuk kubikel yang mana biasanya digunakan oleh pengunjung-pengunjung yang pengin laptop-an atau mengerjakan tugas. Kalau di kubikel, pengunjung bisa lebih berkonsentrasi sama kerjaannya.
Nah, di masing-masing meja bahkan ada stop kontak sendiri, juga informasi mengenai password Wi-Fi Perpustakaan Freedom Institute. Wihh… tinggal pasang headset, pasti kerjaan cepet selesai, deh.
Spot membaca selanjutnya ialah di meja panjang tanpa sekat yang biasanya digunakan dua orang atau lebih untuk berdiskusi bersama.
Nah, definisi nyaman lain yang patut disematkan pada Perpustakaan Freedom Institute ini ialah lampu kuning yang temaram rasanya enggak bikin mata cepat lelah. Pencahayaannya terbilang cukup, enggak terlalu terang dan enggak terlalu gelap.
“You can’t cross the sea merely by standing and staring at the water.” – Tagore
Satu hal menarik lainnya yang selalu saya temui di berbagai sudut ruangan Perpustakaan Freedom Institute ini adalah adanya kutipan pada dindingnya. Kalau lagi iseng, seneng aja bacain kata-katanya, soalnya maknanya dalem banget.
Ada Koleksi Buku Apa Saja?
Beralih kepada rak-rak buku di Perpustakaan Freedom Institute. Bila diperhatikan, rak-rak buku di sini ditempatkan serapi mungkin sehingga mampu memberikan sisa ruang bagi para pengunjung untuk memilih buku-buku dengan nyaman.
Kemudian, pada masing-masing rak pun sudah dilabeli keterangan mengenai genre buku tersebut, misalnya Politik, Agama, Feminisme, Ekonomi, dan sebagainya.
Wah, tentu ini sangat memudahkan pengunjung untuk menemukan buku yang dicari. Namun, apabila masih kesulitan, kamu bisa mencari di mana letak buku yang ingin dibaca lewat mesin pencari di sana.
Nah, karena waktu itu saya hanya mencari buku secara kasual, saya menikmati saya menyusuri deretan buku dari rak satu ke rak lainnya. Ternyata seru banget!
Ternyata, di Perpustakaan Freedom Institute ini juga memiliki banyak buku sastra lokal yang diterjemahkan ke bahasa asing. Wihh… mirip seperti koleksi buku di Perpustakaan Erasmus Huis dan Perpustaakan Goethe-Institut Jakarta, ya.
Cara Meminjam Buku
Koleksi buku di Perpustakaan Freedom Institute ini memang banyak dijadikan referensi untuk pelajar atau mahasiswa.
Bahkan, ada kakak kelas di kampus yang ternyata sudah jadi member ini, bahkan semenjak perpustakaan ini belum berlokasi di Wisma Bakrie 1. Katanya sih ia datang ke Perpustakaan Freedom Institute guna mencari bahan untuk skripsinya kala itu.
Baca juga: Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
Kalau dilihat dari koleksinya sih memang mendukung para pelajar dan mahasiswa banget untuk menambah ilmu.
Bahkan, saya ketemu beberapa buku Semiotika, analisis kualitatif yang enggak jarang diambil sama temen-temen di Fakultas Ilmu Komunikasi kampus saya dulu.
Nah, apabila kamu ingin menjadikan buku-buku di Perpustakaan Freedom Institute ini sebagai referensi, sayangnya kamu enggak bisa meminjam dan membawanya pulang, nih. Kamu cuma bisa memfotokopinya di tempat, kemudian bayar ke petugasnya, ya.
Baca juga: Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
Atau alternatif lain, kamu bawa laptop sendiri dan langsung mengerjakannya di sana.
Jangan lupa, sehabis membaca buku, letakanlah di tempat yang disediakan. Jangan ditinggal di meja begitu aja, ya.
Kamu enggak perlu kok menaruh kembali ke raknya, sebab petugas di Perpustakaan Freedom Institute akan membantu mengembalikan ke rak yang benar sehingga apabila ada pengunjung lain yang menginginkan buku yang sama, mereka enggak kesulitan untuk mencarinya.
Bagaimana Cara ke Perpustakaan Ini?
Jika tertarik untuk datang ke Perpustakaan Freedom Institute untuk membaca buku, kamu bisa naik Bus TransJakarta dan turun di Halte Kuningan Madya.
Lokasi Wisma Bakrie 1 berada persis di sebelah halte ini, jadi kamu enggak perlu nyambung-nyambung lagi.
Baca juga: 10 Quotes Terbaik The Alchemist Tentang Kehidupan
Lalu, kalau mau naik kereta, kamu bisa turun di Stasiun Sudirman, lalu lanjut naik transportasi online.
Jika ingin cara yang lebih mudah lagi, kamu bisa langsung naik transportasi online dari tempat kamu berada menuju Perpustakaan Freedom Institute, ya.
Alamat dan Jam Buka Perpustakaan
Alamat: Wisma Bakrie, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav, B-1, RT.11/RW.2, Kuningan, Karet Kuningan, Jakarta Selatan – 12920
No. Telepon: (021) 3100349
Jam Buka:
- Senin – Jumat, 09.00 – 16.30 WIB
- Sabtu – Minggu tutup
Bacaan selanjutnya yang enggak kalah asyik! Yakin nggak mau baca? 🤔
Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
0 Comments