6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf

Aug 17, 2019

6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf – Kehadiran Big Bad Wolf di Indonesia ternyata lumayan bikin pencinta buku seperti saya cukup bikin cenat-cenut.

Di satu sisi, saya senang karena bisa dapat buku-buku murah. Di sisi lain, rasanya sedih juga karena harus menguras tabungan demi mendapatkan buku-buku tersebut.

Hampir setiap tahunnya, saya enggak pernah melewatkan bazar buku terbesar di dunia ini. Saya sempat kehilangan minat di tahun kedua Big Bad Wolf datang, tapi setelahnya saya kembali lagi.

Untungnya, kali itu lebih cermat dalam memilih buku. Alhasil, saya enggak terlalu kalap belanja buku di Big Bad Wolf. Ya, meski hasrat itu sulit ditahan, sebenernya enggak susah-susah banget, kok, asal kamu tahu tips dan triknya.

Untuk itu, saya mendedikasikan tulisan ini untuk siapa pun yang enggak kepengin kalap belanja buku ketika sedang berada di bazar buku. Semoga membantu.

6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf

1. Tentukan budget

Big Bad Wolf Books Sale Jakarta 2019

Dua kantong belanjaan penuh dengam buku. Anda yang bisa nebak saya beli apa aja?

Berdasarkan pengalaman saya, bazar buku lokal saja sudah lumayan bikin kalap, bagaimana dengan yang sekelas internasional seperti Big Bad Wolf, ya?

Nah, kalau enggak mau kalap belanja buku pas lagi mampir ke Big Bad Wolf, sebaiknya kamu membawa uang tunai secukupnya. Maksudnya secukupnya berapa, tuh? Ya, sesuai dengan kemampuan kamu.

Baca juga: Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Katakanlah, kamu hanya mampu mengeluarkan budget sebanyak Rp500.000. Ya sudah, berarti angka tersebut menjadi batas maksimal uang yang dikeluarkan untuk membeli buku.

Katakanlah, dengan Rp500.000 kamu bisa membeli 5 buku, eh tapi ada 1 buku yang pengin banget kamu bawa pulang. Artinya, dari 5 buku yang sudah dipilih sebelumnya, silakan relakan satu untuk kamu kembalikan ke raknya, ya.

Lalu, kalau kamu tetap ingin stick to the budget, enggak ada salahnya untuk meninggalkan kartu ATM kamu di rumah.


2. Buat daftar buku incaran yang ingin dibeli

membaca buku

Di Big Bad Wolf, ada banyak section yang bisa kamu hampiri. Mulai dari fiksi sampai buku anak-anak.

Namun, demi membuat waktu lebih efisien dan biar kamu enggak kalap belanja buku juga, lebih baik membuat daftar buku yang memang ingin kamu beli.

Gimana caranya? Kan, belum pernah ke sana. Begini, kamu bisa kok mencari referensi buku lewat media sosial resmi penyelenggara. Kemudian, cari juga akun jastip untuk melihat buku apa saja yang dijual di sana.

Baca juga: Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?

Kemudian, jangan malas untuk mengubek tumpukkan buku di sana, ya. Pengalaman saya, kadang ada buku-buku bagus yang letaknya enggak strategis. Bisa dibilang, cuma orang-orang yang rajin ubek tumpukan buku yang bisa nemuin! Hehehe. 😀

Belum lagi, ada pengunjung enggak bertanggung jawab yang enggak jadi membeli buku dan meletakannya di sembarang tempat.

Padahal, di dekat kasir Big Bad Wolf sudah disediakan box khusus apabila pengunjung enggak jadi membeli buku di dalam keranjangnya.

Mata kamu harus jeli melihat deretan judul yang super banyak. Ya, memang, menemukan buku bagus dan murah butuh effort. Namun ingat, jangan sampai kamu malah membuat tumpukan buku jadi acak-acakan, ya, soalnya bisa menyusahkan pengunjung lain.


3. Pikir-pikir dulu sebelum membeli

membaca buku

Yang saya rasakan ketika ke bazar buku Big Bad Wolf ini, ada banyak banget buku yang enggak saya kenal judul atau penulisnya. Namun, sampul dan blurb-nya menarik banget!

Pas browsing di Goodreads, ternyata ulasannya kurang bagus atau standar saja. Nah, hal-hal seperti ini sih yang bikin saya urung buat beli buku tersebut di Big Bad Wolf.

Baca juga: 12 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online

Meski ulasannya bagus, saya juga akan mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya kondisi fisik buku (label harga ditempel di sampul buku yang mana kalau dilepas jadi berbekas, ada novel yang deckle edge paper, ada coretan pada lower/top edge), jumlah halaman, harga, masih sesuai budget enggak, dan sebagainya.

Di sisi lain, saya mulai menerapkan prinsip, “Belilah buku yang memang perlu, bukan cuma impulsif beli gara-gara murah tapi ujung-ujungnya enggak dibaca”. Saya udah kapok memenuhi rak dengan buku-buku yang sebenarnya enggak saya pengin banget.


4. Datang di jam-jam ramai

Pengalaman Borong Buku di Big Bad Wolf Jakarta, Bazar Buku Terbesar di Dunia - 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf

Suasana Big Bad Wolf yang begitu ramai.

Enggak mau kalap belanja buku? Coba deh buat datang ke Big Bad Wolf di jam-jam ramai seperti saat akhir pekan. Jangan ditanya, udah pasti crowded.

Dulu, mau masuk ke dalam hall-nya saja bisa sampai mengantre dari luar atau dari hall sebelahnya. Apalagi, biasanya para pengunjung Big Bad Wolf membawa keluarga atau anak-anak mereka untuk berburu buku bersama.

“Aduh, males ngubek-ngubek buku, ramai banget soalnya”, “Wah, antreannya panjang banget”, “Yaahh… bukunya udah acak-acakan. Enggak asik nyarinya”.

Baca juga: Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta

Tanpa sadar, hal-hal ini bisa memengaruhi keputusan kamu untuk datang dan membeli buku di Big Bad Wolf. Jadi, kamu bakal mikir berulang kali buat berlama-lama di sana.

Namun, beda halnya kalau kamu emang bookworm sejati dan rela mendapatkan banyak buku murah di Big Bad Wolf , kamu pasti rela berdesak-desakkan dengan pengunjung lain, atau ngantre lama di kasir. Biar enggak feeling broke after buying books, coba baca lagi tiga poin di atas atau bisa juga mampir ke tulisan ini.


5. Buka jasa penitipan buku

nicholas sparks, buku fiksi romantis

Lebih suka mana, nonton film atau baca buku The Last Song?

Big Bad Wolf dijadikan ajang jastip bagi mereka yang pengin cari uang tambahan dan ingin memperoleh keuntungan. Jastip ini udah lazim banget dilakuin.

Bahkan, ada yang sampai bikin akun Instagram atau grup Line khusus jastip guna mempermudah orang-orang kalau mau nitip buku. Kamu pernah buka jastip nggak?

Nah, kalau kamu juga mau buka jastip Big Bad Wolf, pastikan kamu tahu buku-buku apa aja yang dijual di sana dan berapa harganya. Biasanya, orang-orang yang menyediakan jastip akan mengenakan biaya tambahan untuk setiap buku.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?

Contoh, untuk harga buku mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000 akan dikenakan biaya Rp10.000. Atau, untuk setiap buku dikenakan biaya tambahan Rp5.000. Ini belum termasuk ongkir, ya.

Kalau memang banyak yang nitip buku ke kamu, enggak ada salahnya bawa koper (iya, koper) sendiri ke Big Bad Wolf soalnya troli yang disediakan jumlahnya terbatas. Belum lagi, satu orang sangat mungkin mengambil lebih dari satu troli.

Lagipula, kalau bawa koper atau tas sendiri, kamu bisa lebih mudah membawa barang belanjaanmu yang banyak, ketimbang harus menenteng kardus atau menjinjing banyak kantung plastik.


6. Jangan ambil troli

Pengalaman Borong Buku di Big Bad Wolf Jakarta, Bazar Buku Terbesar di Dunia - 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf

Tebak, untuk beli buku sebanyak ini, saya habis uang berapa banyak?

Tahun 2018 saya mampir ke Big Bad Wolf dengan niat enggak akan borong banyak buku. Ya, paling beli satu atau dua buku aja, deh.

Saya pun enggak ambil troli dan langsung berkeliling sambil lihat-lihat buku. Ketemu nih, satu buku yang pengin saya beli. Terus, muter-muter lagi… “Lho kok, malas ya bawa-bawa buku. Jadi enggak nyaman kalau mau ngubek buku yang lainnya?”

Baca juga: Berburu Buku di Big Bad Wolf Online di Tokopedia

Alhasil, saya taruh kembali buku yang tadinya ingin dibeli. Selamatlah isi dompet saya. Hehehe. Ternyata cara ini ampuh biar enggak kalap belanja buku di Big Bad Wolf! 😀

Nah, semoga 6 tips di atas dapat membantu kamu untuk lebih berhemat ketika datang ke bazar buku murah mana pun, ya.


Bacaan selanjutnya yang enggak kalah asyik! Yakin nggak mau baca? 🤔

Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *