Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Apr 20, 2019

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku – Ada sedikit perasaan menyesal di hati ketika saya memilih untuk ke Jakarta Sabtu, 13 April lalu. Menyesalnya lantaran harus terjebak di tengah kemacetan ibu kota, dalam perjalanan saya ke toko buku independen POST di Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Ya, kala itu, paslon nomor urut 1 tengah mengadakan Konser Putih Bersatu di Gelora Bung Karno, yang ternyata berdampak pada kepadatan luar biasa daerah Slipi, Senayan, dan sekitarnya.

Rombongan bus sudah terparkir di sepanjang jalan. Kiri dan kanan isinya kendaraan semua. Mau pesan ojeg online susahnya minta ampun. Mana hujan sempat turun menjelang sore pula!

“Ya ampun, kenapa waktunya nggak tepat banget, sih?” kata saya sambil misuh-misuh dalam hati.

Perjalanan saya menuju POST Bookshop memang enggak semulus yang dibayangkan. Jalan dari Tangerang sekitar pukul 12 siang, sampai di Pasar Santa sekitar pukul 3 sore. Kebayang kan gimana stresnya di jalan? 🙁

Namun, perjuangan Sabtu itu enggak sia-sia. Pas sampai di POST Bookshop, senang sekali akhirnya bisa mengunjungi toko buku independen ini secara langsung. Bahkan, bertemu dengan sesama pencinta buku di sini.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Ada yang sudah pernah mampir ke POST Bookshop?

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Ternyata ini Mas Teguh Afandi, editor sastra Gramedia Pustaka Utama.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Seru sekali bisa bertemu dengan sesama pencinta buku di sini.

Maesy Ang melambaikan tangan ke arah saya, ketika dirinya mendapati saya kebingungan mencari di mana letak toko buku independen POST yang ingin saya sambangi.

Entah kapan terakhir kali saya menyambangi Pasar Santa. Itu pun hanya sekali dan kala itu hanya berkeliling saja. Wajar bila saya lupa di mana letak POST.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Lihat deh, koleksi buku berwarna-warni di etalase. Menggemaskan!

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Kamu sudah pernah baca Setan Van Oyot karya Djokolelono belum?

Saat sampai di sana, saya juga kembali bertemu Teddy Kusuma, partner Maesy dalam mengelola POST. Saya pun akhirnya berkenalan langsung dengan Ucha, Bookstagrammer di balik akun @enthalphybooks.

Yang mengejutkan, saya berkenalan dengan Kak Ndari dari @sukutangan, ilustrator di balik sampul-sampul buku keren yang bikin saya kepincut! 😍 Ya ampun, baru sampai saja sudah bertemu dengan banyak pencinta buku!

Oke, long story short, kedatangan saya ke toko buku independen POST sore itu adalah untuk mendiskusikan sebuah proyek yang akan digarap bersama Ucha, Maesy, juga beberapa toko buku independen lain di Jakarta.

Senangnya Bertemu Para Pencinta Buku di Toko Buku Independen POST

Saya suka sekali dengan setiap sudut toko buku independen ini.

Jadi, kami ingin mengadakan indie bookshop tour selama seharian, yang rencananya akan dimulai dari Toko Buku Aksara, Transit Bookstore, POST Bookshop, lalu Toko Buku Foto Gueari Galeri.

Kenapa kami ingin membuat acara ini? Sebenarnya, proyek ini terinspirasi dari salah satu Story Ucha yang berisi daftar beberapa toko buku independen di Indonesia.

Kalau dilihat-lihat, toko buku independen yang pernah saya kunjungi ternyata cuma bisa dihitung dengan jari. Tiba-tiba, muncul sebuah ide spontan untuk membuat indie bookshop tour ini. Silakan follow @sintiawithbooks untuk info lebih lanjut, ya.

Kami berharap, proyek ini akan disukai dan disambut antusias tinggi oleh para pencinta buku. Semoga, Indie Bookshop Tour ini pun bsa merambah ke luar Jakarta? Siapa tahu. 😀

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Processed with VSCO with a6 preset

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Processed with VSCO with a6 preset

Oh ya, seusai meeting, sayang banget Maesy harus pulang karena sedang enggak enak badan (get well soon!). Sementara itu, saya melanjutkan untuk mengeksplorasi setiap sudut toko buku independen POST ini.

Rupanya, semakin sore semakin ramai. Alunan musik klasik zaman dulu yang menemani para pengunjung terdengar begitu asyik. Bikin telinga senang!

Saya melihat berbagai koleksi buku yang dipajang, yang memang kebanyakan merupakan buku-buku sastra. Beberapa judul di antaranya sudah saya miliki (tapi masih banyak yang belum dibaca sih, hehehe). Bisa kamu baca pada tulisan ini, ya. 🙂

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Chimamanda Ngozie Adichie adalah salah satu penulis wanita favorit saya.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Toko buku ini bukan cuma jualan buku, melainkan merchandise seperti tote bag ini.

Kemudian, POST bukan cuma menjual buku-buku saja, melainkan tote bag nan menggemaskan berwarna hitam dan putih. Tadinya pengin beli salah satu, tapi nanti dulu, deh.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Gara-gara POST, saya jadi kepengin punya toko buku sendiri, deh.

Kemudian, yang bikin saya senang main ke toko buku independen POST ini adalah sering diadakannya diskusi buku seperti sore itu. Hari itu, sedang diadakan diskusi buku karya Djokolelono yang berjudul Setan Van Oyot, yang diterbitkan oleh Marjin Kiri.

Kalau kamu kenal, Djokolelono ini merupakan penulis asal Indonesia yang aktif di tahun 70-80-an. Ia gemar menulis cerita anak, juga fiksi ilmiah.

Suasana diskusi begitu hangat dan menyenangkan. Orang yang datang memang enggak terlalu banyak, tapi hal itu malah bikin diskusi jadi lebih intim.

Rasanya, antara penulis, pembaca, juga toko buku enggak ada jarak sama sekali. Semuanya dekat. Yang tadinya enggak kenal jadi kenal. Yang tadinya kenal kini makin akrab.

Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku

Di sini sedang ada diskusi buku Setan Van Oyot bersama Teddy Kusuma, Iksaka Banu, dan Djokolelono.

Semua pun kelihatan antusias, senang, dan ketawa-ketawa saat acara berlangsung. Selesai acara, pada minta tanda tangan, foto bareng, atau lanjut diskusi satu sama lain. Seru! 😀

Kalau saya sendiri sih, hanya ikut acaranya sebentar saja lantaran belum makan siang. Alhasil, saya muter-muter di Pasar Santa, makan Spicy Korean Beef di Black Cattle, sambil minum Kopi Susu Keren milik Arka Coffee.

Setelahnya, saya kembali sebentar ke POST, lalu pamit pulang. Sebenarnya, alasan lainnya saya harus pulang lebih awal adalah prediksi saya, Jakarta masih macet gara-gara Konser Putih Bersatu di GBK.

Dan ya, benar, daerah Senayan dan sekitarnya masih dilanda kemacetan. Orang-orang terlihat baru bubaran. Banyak yang duduk-duduk di sepanjang trotoar, mengantre di pintu masuk stasiun MRT, atau mengantre mengular di Halte TransJakarta.

Dari Jakarta Selatan ke rumah, kira-kira menghabiskan waktu 2,5 jam di jalan. Tepar banget pas sampai rumah. Tapi, sebahagia itu bisa ketemu kasur dan leyeh-leyeh.

Terlepas dari sesaknya ibu kota hari itu, rasa senang membajiri hari saya lantaran akhirnya bisa meninggalkan jejak di toko buku independen POST. Bahkan, juga bisa bertemu dan berkenalan dengan sesama pencinta buku.

Salut banget dengan POST yang tetap eksis di tengah komunitasnya. Tercuil harapan bahwa toko buku independen di Indonesia semakin menjamur, bukan cuma di Jakarta aja. Kalau di luar negeri, wah banyak banget toko buku independen!

Ah, andai suatu hari nanti bisa punya toko buku independen sendiri. Bakal seperti apa ya, interior dan koleksi buku-bukunya? Boleh ya, berkhayal dulu? 🙂


Bareng-bareng main ke POST Bookshop, yuk!

Alamat: Jalan Cisanggiri II No.6, RT.5/RW.4, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan – 12170

Jam buka: Jumat-Minggu, 15.00 – 20.00 WIB

Jangan lupa, sehabis mampir ke POST, jelajahi toko-toko lain yang enggak kalah menarik di sana. Di samping POST, ada Miechino yang menyediakan Bakmi Ayam Karet Jamur.

Enggak jauh dari sana, ada juga Transit Bookstore, toko buku independen lainnya. Di lantai 1, ada Gueari Galeri, toko buku foto yang waktu ingin saya datangi, eh ternyata enggak buka.

Itu artinya wajib main ke Pasar Santa lagi, nih! Hehehe. 😀


Jangan berhenti di sini. Ada bacaan selanjutnya yang menunggu kamu, nih. ?

Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

8 Comments

  1. Walter P.

    Belum pernah ke sini, bagus juga tempatnya kak, sudut2 ruangan sama penataannya bagus ya.
    Keren, jadi pengen ke sini

    Reply
    • Sintia Astarina

      Betul! Bisa dibilang ini toko paling bagus di Pasar Santa. Hehehe. Habis main ke POST, mampir makan ricebowl sambil ngopi-ngopi enak, lho. 😀

      Reply
  2. Jane Reggievia

    Aku baru tau kalo di Jakarta ternyata ada beberapa toko buku indie ya. Sayang banget ini jauhhhh dari rumah hahaha tapi menarik banget ya untuk cuci mata dan pastinya buat book lovers. Thank you infonya dan sukses untuk proyek turnya ya! 😀

    Reply
    • Sintia Astarina

      Hahaha iyaaa ini juga jauh banget dari rumahku. Makanya, bela-belain datang ke sana dan ternyata nggak nyesel main ke POST Bookshop. Wah, terima kasih, Jane! 😀

      Reply
  3. Triani Retno

    Wah, ada Om Djoko. Pasti seru diskusinya karena Om Djoko kan rame, kreatif, dan seperti punya stok cerita yang nggak habis-habisnya.

    Reply
    • Sintia Astarina

      Pada ketawa-ketawa karena Iksaka Banu dan Djokolelono ternyata kocak. Diskusinya jadi menyenangkan sekali. 😀

      Reply
  4. ann

    Aku mau ke siniiiiiii….😁 semoga sempat mampir kalo pas ke Jakarta… thanks infonya Sintia…😍

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *