Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Katakerja Makassar

Oct 19, 2019

Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Perpustakaan Katakerja Makassar – Saya cukup akrab dengan beberapa karya Aan Mansyur, mulai dari Kukila, Melihat Api Bekerja, hingga Tidak Ada New York hari ini.

Mengetahui karya-karyanya ternyata cocok dengan selera, saya jadi penasaran dengan pribadi penulisnya sendiri.

Beberapa kali ikut festival literasi atau acara-acara kepenulisan, beberapa kali pula saya berpapasan dengan Mas Aan. Pengin ajak foto, tapi masih segan.

Baca juga: Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung

Kebetulan, Tuhan super baik banget sama saya. Bulan Oktober ini saya berkesempatan untuk pergi ke Makassar. Saya langsung teringat dengan Aan Mansyur, tempat kelahirannya, juga perpustakaannya, yakni Katakerja.

Di sela-sela waktu kosong, saya segera meluncur ke Perpustakaan Katakerja Makassar, salah satu tempat yang saya idam-idamkan untuk didatangi.

Katakerja Makassar, Perpustakaan Rumahan Tempat Kumpul Pencinta Buku

Sehari sebelum keberangkatan ke Makassar, saya mengirim pesan ke akun Instagram @katakerja. Saya bilang, saya pengin main ke sana bila sempat. Juga, saya bertanya apakah boleh foto-foto di sana? Soalnya, pengin menulis ceritanya di Bookstagram dan blog juga.

Admin tersebut menulis, “Iya, di Katakerja diperbolehkan memotret”. Lalu, ia memastikan kapan saya akan datang berkunjung. Saya menjawab, sepertinya siang hari, waktunya belum pasti.

Baca juga: Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia

Keesokan harinya, di siang yang terik itu, saya masih enggak nyangka kalau saya benar-benar sampai di Perpustakaan Katakerja Makassar. Saya sempat celingukan. Di dalamnya ada tiga-empat orang, entah pengurus, entah pengunjung.

Setelah melepas sepatu, saya langsung masuk ke dalam Katakerja. Dua lelaki yang usianya lebih muda menyambut kedatangan saya. Mereka menyodorkan tangan dan menyalami saya. Kaget juga. Ramah sekali.

Saya pun memperkenalkan diri dan bilang kalau kemarin sudah DM ke Instagram Katakerja perihal kunjungan ke sana.

Ternyata, admin yang sempat saya kontak sudah memberitahu dua lelaki tersebut, Wahyu serta Wahab, dan jadilah saya ajak ngobrol-ngobrol soal Katakerja.

Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Perpustakaan Katakerja Makassar

Beginilah awal mula Katakerja. Rupanya pada 2004 lalu, Aan Mansyur pernah mendirikan Kafe Baca Biblioholic, tapi sayang kafe tersebut tidak lagi beroperasi pada 2011.

Kemudian pada 2016, bersama sahabat-sahabatnya, ia mendirikan perpustakaan komunitas bernama Katakerja. Usut punya usut, nama perpustakaan ini diambil dari salah satu puisinya yang berjudul Kata Kerja.

Baca juga: 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku

Katakerja sendiri sebenarnya bukan hanya berfungsi sebagai perpustakaan saja, melainkan ruang publik. Berbagai komunitas atau kelompok bisa menggunakan ruangan di sana untuk mengadakan berbagai acara atau pelatihan.

Seperti tertulis di Media Indonesia, Katakerja memiliki kelas kreatif yang mencakup, kelas penulisan, penyiaran radio, kelas bahasa Inggris, hingga kelas pembuatan film. Seru banget!

Menurut cerita, katanya antuasias warga Makassar yang datang ke Katakerja Makassar tinggi sekali. Kalau lagi ada acara, bahkan pengunjung bisa sampai duduk di tangga atau dekat pintu masuk saking udah enggak muatnya.

Itu artinya, warga Makassar memang betul-betul memanfaatkan ruang publik dengan baik. Mereka bisa bertemu, berinteraksi, dan belajar hal-hal baru bareng. Siapa tahu, mereka bisa saling berkolaborasi satu sama lain. Ya, nggak?

Oh ya, Wahyu juga bercerita pada saya bahwa Katakerja ini dulunya adalah rumah tempat tinggal Aan Mansyur. Setelah menikah, ia pun pindah ke tempat lain. Masih di Makassar juga.

Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Perpustakaan Katakerja Makassar

Kalau enggak salah, Katakerja yang awalnya hanya merupakan komunitas, kini sudah menjadi organisasi sendiri sejak dua-tiga tahun lalu.

Wahyu mengatakan kalau perpustakaan ini memiliki puluhan pengurus dan volunteer. Ada yang menjadi pustakawan, ada yang memegang jabatan Seksi Dana, dan sebagainya.

Baca juga: Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute

Kenapa perlu ada Seksi Dana? Ya, karena perpustakaan ini harus tetap hidup dan berkembang. Maka dari itu, kalau mampir ke Katakerja Makassar, jangan lupa main ke Toko Sebelah.

Jadi, Katakterja memiliki dua lantai. Lantai pertama dipergunakan sebagai perpustakaan di mana beragam jenis buku ditata semenarik mungkin, yakni berwarna-warni alias seperti pelangi!

Buku yang tersedia macam-macam, ada buku sastra, puisi, fiksi, nonfiksi, dan sebagainya. Namun, genre sastra memang lebih dominan di sini.

Kemudian, di sebelah kanan perpustakaan ada Toko Sebelah yang menjual berbagai merchandise, seperti baju, notebook, totebag, botol minum, juga kopi. Merchandise yang dijual di sini ternyata menjadi salah satu pemasukan bagi Katakerja.

Baca juga: Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman

Jujur, udah lama banget saya kepengin membeli kaos bertuliskan Meet Me at the Library yang dimiliki Toko Sebelah. Pertama kali tahu kaos ini soalnya pernah dipakai oleh penulis Bernard Batubara.

Kebetulan stok tersedia dan ukurannya pas, enggak pakai pikir panjang, ya beli, dong! Hehehe. 😀

Selagi menyusuri berbagai merchandise di Katakerja, saya mendapati ada berbagai stiker dengan tulisan yang bermacam-macam. Pokoknya berhubungan dengan buku atau Katakerja.

Baca juga: Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera

“Ini (stiker) berapa harganya?” tanya saya kepada Wahab yang menemani saya melihat-lihat Toko Sebelah.

“Itu gratis, Kak. Ambil aja,” jawabnya. Entah kenapa kata “gratis” selalu bikin seneng, ya.

“Aku ambil satu macam satu, ya?” tanya saya lagi yang kemudian diiyakan Wahab. Iya, kamu enggak salah baca. Saya minta masing-masing jenis stiker di sana.

Ya ampun, enggak mau rugi banget saya ngambil stiker-stiker ini. Lucu-lucu banget soalnya tulisannya! Plus, masing-masing ada dua warna, hitam dan putih. Jadilah saya bawa pulang beberapa. Hahaha. 😆

Oh ya, ada hal menarik lainnya yang saya suka dari Katakerja, lho, yakni dindingnya yang dihiasi mural dan kutipan inspiratif. Salah satu kutipan yang cukup mengena berbunyi begini, “If you feel you’re stupid, read books. If you think you’re smart, read more books“.

Cukup menohok, ya? Bahkan orang pintar saja masih perlu untuk membaca buku. Bagiamana dengan yang masih kesulitan untuk membaca buku?

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?

Lalu, bagaimana dengan lantai dua Katakerja? Ada apa sih di sana? Ternyata, saya mendapat bocoran kalau di lantai dua terdapat kamar yang dipersiapkan sebagai tempat menginap.

Biasanya, teman-teman Aan Mansyur kalau lagi ada acara Makassar Writers & Readers Festival (MWRF) dan bingung mau menginap di mana, rupanya bisa di Katakerja! Wah, keren, memang benar-benar perpustakaan serbaguna!


Kalau menjadi anggota perpustakaan Katakerja, gimana caranya?

Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Perpustakaan Katakerja Makassar

Kini, Katakerja sudah memiliki ratusan anggota. Bila ingin menjadi anggota perpustakaan Katakerja, siapapun hanya perlu datang langsung ke Katakerja dan mendaftarkan diri, lalu memberikan dua buku favorit untuk direkomendasikan atau dipinjam orang lain.

Baca juga: 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku

Bukunya boleh apa aja? Sebenarnya bebas, sih. Hanya saja, disarankan kamu memberikan buku yang memang kamu suka. Soalnya, nantinya kan kamu juga bisa meminjam buku apapun yang disukai pengunjung lain di Katakerja Makassar.

Jangan lupa, kalau ingin kartu anggota perpustakaan kamu dicetak, siapkan uang sebesar Rp10.000, ya. Kalau enggak mau dicetak juga enggak apa-apa, kok. Ini sifatnya opsional.

Baca juga: Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi

Nah, jika administrasi sudah selesai, anggota boleh meminjam buku apapun di sana dengan jangka waktu peminjaman maksimal dua minggu. Kalau belum selesai, boleh diperpanjang dua minggu lagi sehingga totalnya empat minggu.

Duh, sayang banget saya lagi enggak bawa buku apa-apa waktu trip ke Makassar. Batal deh, bikin anggota perpustakaan Katakerja. 🙁


Bonus: Bertemu Aan Mansyur

Sebelum pulang dari perpustakaan Katakerja, saya sempat diajak Wahab main ke Kedai Buku Jenny yang enggak jauh dari sana. Ternyata, Kampung Wesabbe yang menjadi lokasi Katakerja ini disebut sebagai Kampung Literasi.

Kok bisa? Soalnya, selain Katakerja, di kawasan ini terdapat Kedai Buku Jenny dan Toko Buku Dialektika. Namun ternyata Dialektika sudah pindah.

Baca juga: Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita

Sore itu… tiba-tiba perjalanan saya makin panjang (dan mengasyikkan) karena saya diajak oleh Wahab untuk mengunjungi Kedai Buku Jenny secara langsung! Ah, senangnya! Mumpung sedang ada di Makassar, jangan sampai kesempatan ini terlewat.

“Kedai Buku Jenny jauh dari sini nggak?” saya bertanya pada Wahab.

“Nggak terlalu jauh, sih. Mbak mau naik motor?” Wahab menawarkan pada saya, sebelum kami berangkat.

“Eh, enggak usah. Jalan kaki enggak jauh kan?” Wahab mengangguk pelan dan kami pun berangkat. Nah, soal Kedai Buku Jenny akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya, ya. 😉👍

Long story short, dalam perjalanan kembali ke Katakerja, tiba-tiba Wahab nyeletuk sambil menunjuk seorang pria berbaju merah, “Itu Mas Aan”. Whoaaa… mimpi apa bisa dapet bonus ketemu Mas Aan Mansyur secara langsung di Makassar!

“Halo, Mas. Saya Sintia dari Jakarta,” ucap saya sebagai salam perkenalan, ketika kami semua sudah kembali ke Katakerja.

“Wah, terima kasih sudah mampir ke Katakerja,” balasnya. Enggak pakai pikir lama, saya menodongnya, minta foto bareng yang langsung diiyakan. Kecipratan seneng lagi!

“Mas, kapan terakhir ke Jakarta?”

“Wah… bulan apa, ya? September. Agustus. Juli, Agustus, September.”

“Ubud Writes & Readers Festival tahun ini ikut, Mas?”

“Oh, enggak. Tahun lalu (ikut). Bosenlah (pengunjung kalau lihat dirinya ada di UWRF terus),” candanya, lalu tersenyum kecil.

Duh… sayang banget saya enggak bisa ngobrol banyak sama si Mas Aan Mansyur. Enggak lama, saya sudah harus pamitan karena masih ada destinasi lain yang ingin dikunjungi.

Baca juga: Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta

Belum lagi, petangnya saya harus ke Bandara Sultan Hasanuddin dan menanti pesawat yang membawa saya pulang ke Jakarta. Yes, waktu itu saya ke Makassar hanya satu hari saja dan beruntungnya sempat main ke Katakerja.

Meski perjalanan saya di kota ini lumayan singkat, bersyukur saya bisa bawa pulang banyak oleh-oleh, terutama oleh-oleh pengalaman. Supaya pengalaman tersebut abadi, izinkan saya menulisnya di blog ini, ya. 🙂

Jika berkenan, nantikan tulisan-tulisan selanjutnya yang ingin sekali saya bagikan. Soalnya, saya juga pengin teman-teman kecipratan senengnya saya waktu di Makassar. Semoga layak ditunggu, ya.


Sehabis membaca tulisan ini, jadi pengin ke Katakerja juga nggak, nih?

Alamat: BTN Wesabbe C/64, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan – 90245

No. Telepon: 0813-4135-9646

Jam Buka: Selasa-Sabtu, pukul 10.00-21.00 WITA, Minggu-Senin tutup


Rekomendasi artikel selanjutnya yang wajib kamu baca, nih! 😍

Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
93. Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *