Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Dec 25, 2018

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut – Akhirnya, saya menginjakkan kaki di Stasiun Pasar Turi Surabaya pukul 06.30, setelah kereta Argo Bromo Anggrek membawa saya berkelana 9 jam lamanya dari Jakarta.

Satu hal yang langsung saya cari ketika sampai di stasiun (selain toilet) adalah tempat makan yang udah buka pagi-pagi. Lalu, ketemulah Lontong Balap Pak Gendut.

Menurut informasi di laman Google, tempat ini buka pukul 09.00, saya pun leha-leha sebentar di salah satu convenience store di stasiun. Mendekati jam buka, saya pun memesan taksi online.

Baca juga: Rawon Setan Bu Sup, Kuliner Surabaya Penggugah Selera

Oh ya, kalau mau memesan taksi online, pick up point-nya enggak boleh di dalam stasiun, ya. Begitu melewati pintu keluar, langsung belok kanan dan jalan sedikit menuju pom bensin. Nah, pom bensin ini udah jadi pick up point langganan siapa saya yang ingin menggunakan jasa transportasi online.

Perjalanan dari Stasiun Pasar Turi menuju Lontong Balap Pak Gendut sebenarnya bisa dilalui dengan berjalan kaki, sebab jaraknya hanya sekitar 1,5 kilometer. Namun, karena barang bawaan cukup ribet dan udah keburu laper, dipilihlah transportasi online.

Sebagai informasi, Lontong Balap Pak Gendut ini punya banyak cabang. Yang waktu itu saya datangi adalah Lontong Balap Pak Gendut Garuda, yang terletak di Jalan Kranggan.

Baca juga: Waroeng Kaligarong, Kuliner Semarang Spesialis Bebek Goreng Sambal Mangga Muda

Menurut tulisan di spanduknya, tempat makan ini buka mulai pukul 07.00 – 22.00. Kok beda dengan yang tertera di Google? Apakah tempat makan ini hanya mendompleng nama Pak Gendut? Beneran asli enggak, nih?

Kecurigaan dimulai. Entahlah, pikiran ini hanya berkecamuk ketika saya membuat tulisan ini, bukan waktu saya sampai di tempat makan ini.

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Lontong Balap Pak Gendut ini tempatnya enggak terlalu luas. Pas lagi sepi, lebih nyaman.

Mari mengulik sedikit sejarahnya terlebih dulu. Rupanya, Lontong Balap Pak Gendut ini sudah ada sejak 1958. Mulanya, orangtua Pak Gendut yang berjualan. Bisa dibilang, ini merupakan warisan turun-temurun.

Lalu, sekitar 1970-an, Pak Gendut membantu orangtuanya berjualan lontong balap ini depan Bioskop Garuda di Jalan Kranggan. Makanya, waktu itu lontong balap ini lebih diekanl dengan sebutan Lontong Balap Garuda. Dulu, di tempat ini memang banyak banget yang jualan lontong balap, bahkan sampai sekarang.

Baca juga: Menyaksikan Wayang Potehi di Hong Tiek Hian, Klenteng Tertua di Surabaya

Kemudian, pada 1985, Pak Gendut melanjutkan usaha kuliner milik orangtuanya lantaran sudah lanjut usia. Sepuluh tahun berselang, Lontong Balap Garuda diubah namanya menjadi Lontong Balap Pak Gendut. Sebutan itu merupakan julukan dari para pelanggan, melihat dari postur tubuh si pemilik.

Putra Pak Gendut, yakni Aris Taufiq, ikut berjualan kuliner khas Surabaya ini mulai 2006. Pak Gendut tutup usia setahun setelahnya dan resep masakan ini pun diturunkan pada puteranya.

Pada 2012, Lontong Balap Pak Gendut yang berada di lahan gedung Bioskop Garuda direlokasi lantaran dinilai merugikan pejalan kaki. Maka dari itu, Lontong Balap Pak Gendut kini menempati Jalan Prof Dr. Moestopo 11 dan ya… yang asli cuma dimiliki oleh anak Pak Gendut, ya.

Oh well, jadi saya datang ke Lontong Balap Pak Gendut yang keliru? 🙁

Pertama kali cobain Lontong Balap Pak Gendut, apa rasanya?

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Tahu dan Lentho, dua bahan yang digunakan di Lontong Balap Pak Gendut.

Oke, keliru atau enggaknya, masih emnjadi misteri. Soalnya, beberapa ulasan di internet mengatakan kalau tempat makan ini memang punya Pak Gendut yang asli. Dari ulasan di Google pun, tempat ini yang paling banyak diulas.

Enggak, enggak, kalaupun salah, saya enggak boleh nyesel. Selain karena rasa Lontong Balap Pak Gendut ini enak, saya jadi punya alasan untuk kembali ke Surabaya nanti, kan? 😀

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Pertama kali cobain Lontong Balap Pak Gendut, enaaakkk!

Omong-omong, sebelum saya mendeskripsikan lebih jauh soal definisi enak, sebelum mengetahui bagaimana rasa, saya ingin mengenalkan beberapa bahan yang digunakan di makanan ini.

Baca juga: Rela Mengantre demi Mencicipi Lumpia Gang Lombok Semarang

Jadi, Lontong Balap Pak Gendut ini terdiri dari irisan lontong yang dicampur dengan irisan tahu dan lentho. Lentho sendiri merupakan gorengan yang terbuat dari parutan singkong.

Lentho sendiri biasanya dipadukan dengan kacang lolo atau kacang hijau. Namun kalau saya perhatikan, sepertinya lentho di sini menggunakan kacang merah.

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Ada yang pernah mencicipi kuliner legendaris Surabaya ini?

Kemudian, Lontong Balap Pak Gendut ini disiram kuah panas nan gurih, sebelum ditambah tauge, daun bawang, dan bawang goreng. Jangan lupa, beri kecap agar ada kesan manis yang terasa.

Saat menu ini tersaji di atas meja, wah… porsinya cukup banyak, terutama untuk porsi sarapan.

“Tambah sambalnya, Mbak,” kata si penjual kepada saya setelah ia meletakkan seporsi lontong balap di hadapan saya.

Ya, di setiap meja disediakan sambal petis yang masih hangat. Saya pun menembahkan sambal ke lontong balap saya, lalu dicampur dengan kuah, dan diaduk-aduk sedikit agar sambalnya merata.

Baca juga: Belum ke Yogyakarta Kalau Belum Mampir ke The House of Raminten

Tibalah suapan pertama. Shoot! Pedes bangeeettt! Sedetik kemudian saya menyesal udah nambahin sambal petis super pedas ke lontong balap milik saya.

Saya enggak menyangka kalau rasanya benar-benar bikin bibir dan lidah perih. Bahkan, saya enggak bisa ngerasain apa nikmatnya sambal tersebut. 🙁

Saran saya, kalau kamu memang menyukai pedas, lebih baik taruh sedikit sambal dulu, ya. Cobain. Kalau rasanya kurang pedas, boleh tambah lagi. Jangan seperti saya yang udah kaget duluan pas icip-icip saking pedasnya.

Sampai Surabaya Langsung Disambut Lontong Balap Pak Gendut

Sate Kerang ini ternyata enak banget!

Sebagai teman makan Lontong Balap Pak Gendut, Saya juga memesan Sate Kerang. Satu porsi isinya satu tusuk. Kerangnya cilik-cilik, tapi padat dalam satu tusukan.

Baca juga: Kuliner yang Bikin Nagih di Bali: Sate Babi Bawah Pohon

Bumbu kecap yang melumuri Sate Kerang ini lebih mantap jika diberi sambal sehingga pedasnya mampu berkolaborasi dengan rasa manis di lidah. Jangan lupa, taburan bawang goreng enggak boleh ketinggalan! Enaaakkk!

Untuk minumannya, kamu bisa memesan teh, es jeruk, hingga es kelapa. Tambahkan es biar segar! Maklum, Suarabaya panas banget.

Harga Lontong Balap Pak Gendut

Untuk satu porsi Lontong Balap Pak Gendut, kuliner legendaris Surabaya ini, dikenai harga Rp12.000. Untuk Sate Kerangnya juga dikenakan harga Rp12.000.

Berdasarkan info yang saya dapat di laman resmi Lontong Balap Pak Gendut, harga satu porsi yang asli adalah Rp17.000.


Jika ingin menikmati Lontong Balap Pak Gendut yang saya cicipi, ikuti peta ini, ya.

Stand Pusat
Alamat: Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 11, Surabaya (depan PDAM + Dekat Stasiun Gubeng)
Pindahan dari Jalan Kranggan
Jam buka: 09.00 – 20.00 WIB
Telepon: +628155116202

Cabang Utama
Aalmat: Jalan Embong Malang No. 38, Surabaya (seberang UFO Outlet)
Jam buka: 09.00 – 20.00 WIB

Cabang Kedua
Alamat: Plaza Royal (Depan Royal Studio 21) Stand MI – 26A lantai 3, Surabaya
Jam buka: 10.00 – 21.00 WIB


Ini dia kuliner lainnya yang bisa membangkitkan rasa lapar kamu!

Rawon Setan Bu Sup, Kuliner Surabaya Penggugah Selera

1. Menyeruput Kopi Hangat di Yellow Truck Coffee & Tea Bandung
2. Mencicipi Otak-otak AFUNG Belinyu Enggak Cukup Satu Porsi Saja
3. 3 Bakmi Bangka Paling Enak dan Murah Meriah di Bangka
4. Perpaduan Pahit dan Manis Dark Chocolate Cigar, Cokelat Rasa Cerutu Kuba
5. 5 Menu Lezat Karya Chef Benjamin Halat yang Paling Bikin Nagih
6. 6 Pilihan Amuse-Bouches, Hidangan Pembuka Paling Favorit di Restoran CURATE, Singapura
7. 5 Alasan Tak Perlu Ragu Bersantap di Restoran Fine Dining CURATE, Singapura
8. Ada yang Kurang Saat Mencicipi Roti Panggang Telur dan Kopi Tarik Tung Tau
9. Lebih Nikmat Menyantap Bakmi Jowo Mbah Gito di Kala Malam
10. Belum ke Yogyakarta Kalau Belum Mampir ke The House of Raminten
11. Waroeng Kaligarong, Kuliner Semarang Spesialis Bebek Goreng Sambal Mangga Muda
12. Mie Lokut Bangka, Tempat Makan Jeroan Babi Paling Mengenyangkan
13. 7 Kuliner Semarang yang Bikin Kangen dan Lapar
14. Rela Mengantre demi Mencicipi Lumpia Gang Lombok Semarang
15. Perut Senang Usai Menyantap Red Chilli Crab, Kuliner Khas Singapura
16. Satu Hari Wisata Kuliner di Bogor, Kenyang Banget!
17. Menikmati Mendungnya Sore di Pondok Kopi Umbul Sidomukti Semarang
18. Pertama Kali Coba Lenggang Panggang Pempek Dempo Bandung
19. Porsi Jumbo HDL 293 Cilaki Bandung untuk Para Pencinta Seafood
20. Ikan Bakar Rica, Menu Terfavorit di Pirates Cafe Manado
21. Mencicipi Lezatnya Seafood ala Tuna House Megamas Manado
22. Sate Gendong, Kuliner Enak di Dusun Bambu
23. Pork Chop Paling Enak Cuma Ada di Hog Wild with Chef Bruno, Bali
24. Kuliner yang Bikin Nagih di Bali: Sate Babi Bawah Pohon
25. Nikmatnya Nasi Liwet Spesial Kedai Cika Selagi Hangat
26. Rawon Setan Bu Sup, Kuliner Surabaya Penggugah Selera

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

16 Comments

  1. Ummi Nadliroh

    Ah, lama nggak ke Surabaya. Terakhir entah tahun berapa, itupun karena tugas dinas. Semoga bisa ke Surabaya lagi dan mencicipi lontong balap Pak Gendut yang asli.

    Reply
    • Sintia Astarina

      Aminnn, semoga bisa segera kembali ke Kota Pahlawan ini dalam waktu dekat, ya, Mbak. 😀

      Reply
  2. Lita Lestia

    Memang surabaya, sidoarjo, dan sekitarnya terkenal dengan petisnya yang enakkk. Lontong Kupang sempat ngerasain ngga mbak? Enak juga mba. Tp sy biasanya beli di sidoarjo..

    Reply
    • Sintia Astarina

      Wah, aku belum pernah cobain Lontong Kupang. Nanti kalau ke daerah Surabaya lagi, boleh ah cobain. Terima kasih rekomendasinya, ya. 😀

      Reply
  3. Nurul Sufitri

    Ke Surabaya sekarang udah lebih cepat sampai ya kan ada jalan tol terbaru ? Ulasan makanannya banyak dan lengkap deh. Aku jadi kepengen makan sekarang hahaha. Muraaah 12rb mah. Bisa bungkus banyak bawain org rumah hihi. Lontong dan sate emang makann kesukaanku.

    Reply
    • Sintia Astarina

      Iyaa lumayan murah harganya. Porsinya pun cukup mengenyangkan, apalagi untuk ukuran sarapan pagi. Selamat mencoba Lontong Balap Pak Gendut ini nanti, ya. 😀

      Reply
  4. lantana hermosa

    Lontong Balap dan tahunya Pak Gendut….wah…wah…sepertinya special dan enak banget… Thanks mbak info-nya

    Reply
  5. Fanny F Nila

    ya ampuuuun mbaaa, bacanya aja bikin pgn terbang ke surabaya. aku paling suka makanan surabaya itu krn pedas.. jadiii kalo lontong balap ini pedes, udh pasti aku bakal sukaaak :D. cm lentho ini aku kurang doyan.. prnh coba lentho di solo, biasanya utk temen soto, tp ga cocok buatku.

    Reply
    • Sintia Astarina

      Mungkin bisa request sama penjual untuk enggak pakai lentho, Mbak. Hehehe. Enak banget nih Lontong Balap buat sarapan 😀

      Reply
  6. mas bepe

    Wahhh tinggal surabaya nih kota yang belum saya singgahin di Pulau Jawa ini, kalau yang lainnya sudah semua 😀

    Reply
    • Sintia Astarina

      Coba mas mampir ke Surabaya. Seru banget explore kota ini.

      Reply
  7. Pandu Aji

    Pernah nyobain lontong balap pak gendut satu kali, soalnya jauh dari tempat tinggal waktu di Surabaya. Menurutku rasanya biasa aja sih. aku lebih suka lontong mie di Karah Agung, Surabaya. Langganan sejak SMA sampai sekarang. hehe

    Reply
    • Sintia Astarina

      Wah, kapan-kapan kalau ke Surabaya lagi, pengin cobain Lontong Mie di sana. Thanks rekomendasinya, Mas. 😀

      Reply
  8. Eta Rahayu

    Aku udah beli ini dari waktu Pak Gendut masih di Jalan Blauran mbak. Sebelum akhirnya lapak pindah. Dulu harganya juga masih murah. Sekarang menyesuaikan jaman sih harganya. Enak ini lontongnya, seger banget apalagi kalau pas siang siang gitu makannya.

    Reply
    • Sintia Astarina

      Wah kalau dulu harganya berapa memang? Waktu itu aku makan pas sarapan dan ngenyangin banget! 😁

      Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *