Penulis yang Kembali Menghidupkan Mimpi Kecil Saya

Aug 21, 2021

Penulis yang Kembali Menghidupkan Mimpi Kecil Saya – “Halo Kak, aku Sintia, aku mau kasih novel pertama aku untuk kakak baca,” kata saya (dengan gemetar) yang sengaja menemui Christian Simamora dalam acara Kumpul Penulis & Pembaca yang dihelat GagasMedia di Galeri 678, Kemang, delapan tahun lalu.

“Ohhh … terima kasih,” ucapnya sambil tersenyum gemas, tangannya meraih buku Nyanyian Hujan yang saya sodorkan.

Kalau ingat zaman dulu, ya ampun, fangirling saya bukan ke musisi yang lagunya sering saya putar atau aktor/aktris yang sering berlaga di TV dan layar lebar. Saya lebih ngefans sama penulis-penulis yang karyanya saya baca dan sukai.

Makanya, nggak heran kalau ada acara literasi yang menghadirkan banyak penulis, semangat saya langsung menggebu pengin dateng ke sana, ikut acaranya, minta tanda tangan, dan tentu saja berfoto bareng.

Rasanya sulit sekali untuk menyebutkan satu-dua nama penulis yang ingin sekali ditemui. Di dalam kepala saya ada nama Nicholas Sparks, Rupi Kaur, Warsan Shire, Reda Gaudiamo, Joko Pinurbo, Ono Eriko, Lang Leav, Michael Faudet, Sarah Kay, Phil Kaye, dan sederet nama lain yang nggak akan pernah selesai.

Tiap-tiap penulis di atas punya alasan personalnya sendiri. Namun bila bertemu pun, entah percakapan seperti apa yang akan terjadi. Saya belum kepikiran. Namun sebenarnya ada satu penulis yang benar-benar ingin saya temui dan ajak ngobrol dari hati ke hati: diri saya sendiri di masa lalu.

Jika bertemu kembali, saya ingin mengucapkan salam dan bertanya padanya, apa kabar ia hari ini? Saya berharap hidup memperlakukannya dengan begitu baik.

Lalu, saya pengin bilang selamat karena impian kecil itu -sesimpel ingin datang ke toko buku favorit dan melihat novel dengan nama sendiri pada sampulnya- akhirnya pernah terwujud.

Saya juga pengin bilang terima kasih, karena sudah bekerja dengan menulis hal-hal baik yang bikin para pembaca merasa terhibur dan didengarkan. Jangan khawatir kalau ada yang nggak suka. Selera orang berbeda.

Saya pengin bilang terima kasih karena sudah bikin keluarga dan teman-teman bangga. Papanya izin dari kantor demi bisa datang ke peluncuran buku perdananya. Mama nggak berhenti pamerin novel ini ke temen-temennya, juga minta jatah contoh cetak buat dibagikan ke tetangga (bahkan tanpa sepengetahuannya). Teman-teman adiknya juga membaca karyanya. Adiknya turut berbangga dengan impian kakaknya.

Oh ya, tahu nggak, setiap kali teman-teman baiknya ke Gramedia, pasti selalu bukunya yang dicari pertama. Mereka akan foto bareng dan mengirimkannya sebagai bentuk dukungan dan cinta. Iya, banyak yang sayang dengannya.

Saya pengin cerita kalau karya-karyanya yang lain selalu ditunggu, bahkan hingga detik ini. Ingat nggak, dulu banyak pertanyaan datang, kapan akan menulis novel lagi? Saya nggak akan membuatnya tertekan di pertemuan ini, biar pertanyaannya dijawab sendiri saja, ya?

Saya pengin bilang, tulisan-tulisannya akan membuatnya berkelana jauh. Tulisan-tulisannya akan mempertemukan ia dengan orang baik yang akan jadi bagian penting di kesehariannya, yang ia inginkan bersama ada di hidupnya.

Saya pengin bilang, di masa depan nanti dirinya akan merindukan akhir pekan yang lowong, yang biasanya hanya diisi dengan menulis fiksi. Tapi tenang aja, ia masih akan suka bergadang di depan laptop sampai pagi, kok. Hehehe, jam-jam produktif menulis nggak berubah sejak dulu.

Saya pengin berpesan, sesibuk-sibuknya ia bekerja, jangan lupakan kesenangan untuk menulis dengan hati. Percayalah, pada akhirnya kesenangan menulis itu nggak akan sia-sia. Semakin beranjak dewasa, ia akan semakin mencintai dunia ini dan dari sanalah ia bisa jadi berkat untuk banyak orang.

Saya pengin berpesan, berkelanalah sejauh mungkin selagi bisa. Cipatakan beragam tulisan selagi mampu. Cintailah kata-kata seperti kata-kata balik mencintainya.

Dan ya, saya pengin menginggatkan kalau dunia nantinya nggak akan selalu baik-baik aja, tapi itu temporer, kok. Ia akan diselamatkan oleh tulisan-tulisannya.

Terakhir, saya juga ingin bilang terima kasih, karena selagi saya membuat tulisan ini ia kembali membangunkan mimpi beberapa tahun lalu yang pernah saya kejar setengah mati, tapi kegagalan membuat langkah terhenti.

Terima kasih … entah kenapa malam ini rasanya saya ingin melanjutkan sekolah Creative Writing di universitas impian lagi.

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *