Masjid Seribu Pintu: Wisata Religi di Tangerang

Jul 31, 2020

Masjid Seribu Pintu: Wisata Religi di Tangerang – Mayoritas penduduk Indonesia memang menganut agama Islam. Sejak hadirnya era Kesultanan Banten, nuansa rohani sangat kental mewarnai keseharian masyarakat Banten. Jelas, hal itu wajar-wajar saja. Mengingat Banten merupakan pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Rasa penasaran akan menyebarnya ajaran Islam di provinsi tempat saya tinggal, saya pun tertarik untuk menyambangi salah satu wisata religi di Tangerang yang namanya cukup tersohor. Ya, Masjid Seribu Pintu, namanya.

Tempat ibadah yang cukup unik ini mengingatkan saya akan Lawang Sewu, sebuah gedung bersejarah yang pernah saya kunjungi di Semarang. Lawang sendiri berarti pintu, sementara sewu memiliki arti seribu. Disebut Lawang Sewu karena bangunan tersebut memang memiliki banyak pintu, meski jumlah pastinya enggak mencapai seribu. Ya, sepertinya Masjid Seribu Pintu ini kurang lebih sama dengan Lawang Sewu.

Dan untuk menuntaskan rasa penasaran tersebut, saya pun pergi ke Masjid Seribu Pintu untuk mencari tahu lebih dalam memgenai keunikan tempat wisata religi di Tangerang ini, sekaligus ingin mencari tahu bagaimana asal mula penyebaran agama Islam di Banten. Ada yang pernah ke sini sebelumnya?

Masjid Seribu Pintu: Wisata Religi di Tangerang

lorong sebelum memasuki masjid ini.

Ini adalah lorong sebelum memasuki masjid ini.

Berdasarkan pantauan Google Maps, jarak paling dekat yang dapat ditempuh dari rumah saya menuju Masjid Seribu Pintu kurang lebih 17 km dan memakan waktu tempuh 40 menit. Kala itu saya diantar dengan mobil pribadi dan tinggal mengikuti arahan Google Maps saja. Kurang paham bagaimana menuju tempat ini dengan kendaraan umum.

Untuk menuju Masjid Seribu Pintu, saya harus menyusuri pedesaan dengan jalan sempit berbatuan yang berliku-liku. Mungkin hanya muat untuk satu mobil dan satu motor.

Cukup lama menemukan tempat ini karena letaknya agak di dalam. Beberapa kali saya bertanya kepada warga sekitar yang lewat karena antara Google Maps dan letak asli masjid ini belum akurat. Kalau berencana ke sini juga, jangan malu bertanya, ya! Bisa-bisa nyasar, lho.

Perjalanan Singkat Mengungkap Makna di Masjid Seribu Pintu

Enggak lama kemudian, sampailah saya di sebuah lorong atau pintu masuk menuju Masjid Seribu Pintu ini. Wah, excited banget! Akhirnya sampai juga di tempat ini.

Untuk teman-teman yang membaw kendaraan pribadi, bisa memarkirkannya di lapangan yang enggak jauh dari masjid. Sepertinya, tempat tersebut memang sengaja disiapkan warga supaya para wisatawan bisa memarkirkan kendaraannya dengan aman dan nyaman.

Baru saya ketahui, masjid ini merupakan bukti nyata keagungan Allah di zaman yang semakin berkembang dari hari ke hari. Berlokasi di Kampung Bayur, Kabupaten Tangerang – Banten, tempat ibadah ini tergolong unik bila dilihat dari segi struktur dan bangunannya.

Masjid Seribu Pintu: Wisata Religi di Tangerang

Sebagai informasi, Masjid Seribu Pintu yang pada awalnya bernama Masjid Nurul Yakin ini didirikan oleh Al-Faqir, seorang warga keturunan Arab, pada 1978. Al-Faqir yang merupakan murid dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor.

Warga sekitar memberikan gelar kepadanya, Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqoddam sebagai rasa hormat telah mendirikan masjid yang begitu megah tersebut.

Pada dindingnya, saya melihat banyak kaligrafi Al-Quran yang menunjukkan keislamian dari bangunan tersebut. Selain kaligrafi, ada gambar para Wali Songo dan asal-usul Masjid Seribu Pintu ini. Dari beberapa gambar yang tertempel di dinding, saya bisa tahu bagaimana asal-muasal tempat ibadah umat Islam ini.

tulisan kaligrafi pada dinding masjid.

Mulanya, tujuan dari pembangunan Masjid Seribu Pintu ini hanyalah untuk mendirikan sebuah tempat ibadah dengan konsep yang berbeda dibandingkan dengan masjid lain. Konsep berbeda yang dimaksud nyatanya bukan cuma banyaknya jumlah pintu dan lorong, melainkan suasana gelap yang ditonjolkan.

Ya, ketika menyusuri Masjid Seribu Pintu ini, cahaya dari lampu yang dipasang di berbagai sisi memang enggak cukup membuat tempat wisata religi di Tangerang ini tampak terang benderang.

Ternyata, memang ada filosofi dan makna tersendiri di balik suasana yang sengaja digelapkan, yakni bertujuan guna mengingatkan kembali manusia akan alam kubur yang gelap.

Apabila kamu takut gelap, sebaiknya enggak datang sendirian ke sini. Bawalah senter atau gunakan lampu senter dari ponsel. Jangan ragu juga untuk meminta pengurus di sana untuk menemani ketika berkeliling, sembari mereka bercerita mengenai asal-usul masjid ini, ya.

Masjid Seribu Pintu: Wisata Religi di Tangerang

Ada banyak angka 999 yang tertera di tempat ibadah ini.

Apa sih keunikan lain yang tampak di Masjid Seribu Pintu ini? Bila disadari, ada banyak sekali ornamen 999 yang menghiasi setiap sudutnya.

Mulanya, saya hanya menemukan angka-angka tersebut pada gerbang utama. Namun, semakin menyusuri masjid ini, saya semakin sering melihat angka 999, entah pada dinding, speaker, guci, tembok, dan di banyak tempat lainnya. Kira-kira, apa maksud dari angka tersebut, ya?

Rupanya, angka 99 berarti Asmaul Husna (nama-nama baik Allah) dan angka 9 lainnya merupakan jumlah dari para Wali Songo, yang terdiri dari Sunan Gresik, Sunan Amper, Sunan Derajad, Sunan Bonang, Sunang Klaijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Hayoo … masih ingat pelajaran Sejaran zaman SD dulu, enggak? 😀

Perjalanan Singkat Mengungkap Makna di Masjid Seribu Pintu

Ini merupakan ruangan yang digunakan untuk berziarah. Di dalam gelap, lho.

Selesai menyusuri bagian dalam Masjid Seribu Pintu, pengurus yang menemani saya berkeliling mengajak saya ke Ruang Ziarah yang letakknya persis di depan gerbang utama (sisi luar) masjid.

Katanya, enggak afdol rasanya kalau enggak memasukki Ruang Ziarah ketika berkunjung ke sini. Rasa penasaran mulai menggelitik hati. Saya pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

Nyatanya, di sana begitu gelap gulita, tidak ada cahaya sedikit pun yang ditangkap kedua mata. Hanya berbekal senter kecil di tangan, saya harus menyusuri lorong sempit berbatu untuk menuju ke dalam. Bahkan, saya harus sedikit membungkukkan badan karena jalannya memang sangat sempit.

Baca juga: Menguntit Jejak Katolik di Museum Misi Muntilan, Pusat Animasi Misioner

Bukan apa-apa, pintu yang kecil dan lorong yang sempit ini juga memiliki arti tersendiri, lho, yakni ingin menyadarkan manusia betapa sulitnya perjalanan hidup yang ditempuh. Lagi, suasana gelap pun juga turut dihadirkan untuk mengingatkan kembali bagaimana suasana alam kubur nanti.

Nah, di dalam Ruang Ziarah ini, terdapat Ruang Tasbih yang biasa digunakan untuk berdoa dan merenung. Perenungan dapat dilakukan setiap hari dengan waktu yang enggak terbatas. Di dalam ruang tasbih juga bisa dilihat beberapa ruang bersekat yang  tampak seperti mushalla.

Di salah satu ruangannya, terdapat tasbih bersubstansi kayu dengan diameter 10 cm dan pada 99 butir tasbih itu tertuliskan Asmaul Husna. Katanya, ruangan tersebut biasa digunakan Al-Faqir untuk berdzikir. Usut punya usut, tasbih tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia, lho! Sayang banget enggak bisa difoto. 🙁

Baca juga: Merah Meriahnya Perayaan Tahun Baru China di Vihara Boen Tek Bio

Wah, baru beberapa jam mengelilingi Masjid Seribu Pintu, udah bawa pulang banyak ilmu, nih. Senangnya ada tempat wisata religi dekat rumah yang enggak cuma bagus untuk dikunjungi, tetapi bisa memberikan pengalaman rohani yang menggugah juga. Kalau kamu juga ingin ke sini, baca 5 tips berikut, ya!


5 Tips Sebelum Mampir ke Masjid Seribu Pintu

tulisan kaligrafi pada pintu masjid

  1. Bertanyalah kepada warga sekitar di mana lokasi persis tempat wisata ini karena lokasi di peta digital belum terlalu akurat.
  2. Jangan lupa bawa senter sendiri (atau pakai senter dari HP juga bisa) karena Masjid Seribu Pintu ini cukup gelap. Penerangan dari lampu seadanya banget. Eh, tapi kalau enggak salah, ada yang jualan senter di depan masjid, sih.
  3. Kalau kamu takut tempat yang gelap dan sempit, pikir-pikir lagi untuk mampir ke tempat ini, ya.
  4. Wajib banget ditemani pendamping atau pengurus masjid. Pernah baca blog lain yang bilang kalau mereka sampai nyasar karena keliling sendiri.
  5. Tempat parkir cukup terbatas. Usahakan datang di jam-jam sepi, misalnya di pagi hari.
  6. Jika ingin foto-foto, minta izin dulu, ya. Takutnya, ada beberapa tempat yang memang enggak diperbolehkan untuk difoto.
  7. Jangan lupa untuk banyak bertanya kepada pemandu atau pengurus mengenai masjid ini. Banyak cerita menarik yang bisa dikulik, lho!

Nah, selamat menjelajahi Masjid Seribu Pintu ini, ya! Selamat menikmati perjalanan singkat yang mengungkap banyak makna. 🙂


Mau mampir ke Masjid Seribu Pintu ini?

Alamat: Jalan Kampung Bayur, RT.003/RW.004, Periuk Jaya, Kec. Periuk, Kota Tangerang, Banten 15131

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *