[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

Dec 13, 2019

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe – Kalau enggak salah ingat, pertemuan pertama saya dengan Theoresia Rumthe sekitar 2016 atau 2017 lalu. Kala itu, saya membaca buku puisi Tempat Paling Liar di Muka Bumi, di mana ia berduet dengan kekasihnya, Weslly Johannes.

Ya, pertemuan saya dengannya bukanlah pertemuan tatap muka. Saya bertemu perempuan ini lewat tulisan-tulisannya.

Lalu pada 2018, keduanya kembali berkolaborasi membuat buku puisi berjudul Cara-cara Tidak Kreatif untuk Mencintai. Hingga akhirnya pada 2019 ini, keduanya memutuskan untuk membuat buku puisi sendiri-sendiri.

Theoresia Rumthe dengan Selamat Datang, Bulan dan Weslly Johannes dengan Bahaya-Bahaya yang Paling Indah. Meski sendiri-sendiri, dua buku puisi solo mereka ini tetap mengusung desain sampul serupa, dengan warna yang apik ketika dipadukan.

Jujur, ada sebuah kesan yang tertinggal kalau saya membandingkan puisi duet dengan puisi solo mereka.

Dan pada pembahasan kali ini, saya ingin menyelami lebih dalam bagaimana Selamat Datang, Bulan begitu membuat Theoresia Rumthe menjadi lebih berkarakter.

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

Judul Buku: Selamat Datang, Bulan
Penulis: Theoresia Rumthe
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia

Terbit: Juli 2019
ISBN: 9786020630960
Tebal: 104 halaman
Harga: Rp48.000

.

dari mata kanak-kanak

kau tidak melihat mendung seperti mendung

ia bisa saja roti lapis isi telur

sebuah lebam pada tumit…

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

Ada sekitar 80 puisi dalam buku Selamat Datang, Bulan, yang mana hampir semuanya merupakan puisi-puisi pendek. Judul buku ini pun diambil dari salah satu puisinya yang dapat dibaca pada halaman 59.

Apa yang menarik dari buku puisi ini? Surprisingly, Theoresia Rumthe enggak lagi melulu bicara soal cinta antara perempuan dan laki-laki, atau sebaliknya.

Kali ini, ia meramu berbagai isu, seperti agama, politik, hidup, hingga yang paling saya suka, perempuan. Bahkan, banyak dari puisinya yang menggunakan judul nama perempuan. Misalnya, Alina, Nablia, atau Sasmita. Ada pula puisi tentang Ibu dan anak yang menurut saya begitu indah.

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

Variasi tema yang dibawa menyadarkan saya bahwa kata-kata indah dalam puisi bisa tentang apa saja, bahkan tentang hal-hal yang kita tonton di TV, yang kita dengar dari orang lain, yang kita lihat di media sosial, atau mungkin yang kita saksikan sendiri dengan mata-kepala kita.

NASIHAT AKHIR TAHUN

perempuan berbaju mini
diperkosa di bus mini
masuk koran dan tivi
katanya salah baju mini
itu otak apa terasi.

Nasihat Akhir Tahun adalah salah satu puisi dalam Selamat Datang, Bulan yang saya suka sekali. Maknanya begitu dalam, pesannya dengan mudah tersampaikan.

Enggak dimungkiri, isu-isu pelecehan seksual pada perempuan seolah sudah menjadi berita basi di media sosial. Namun anehnya, masih saja ada oknum-oknum yang beranggapan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena kesalahan si korban (baca: perempuan) sendiri. Pulang malam lah, lewat jalanan sepi lah, pakai rok mini lah, serta alasan-alasan enggak masuk akan lainnya. Jujur, geram banget dengernya. 😠🤬

Tau nggak, BBC Indonesia bahkan pernah mengungkapkan fakta bahwa pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik kebanyakan menimpa perempuan dengan baju tertutup (mengenakan hijab atau bercelana panjang, misalnya), dan terjadi di siang hari.

Fakta ini bisa mematahkan anggapan bahwa kejahatan hanya terjadi saat malam datang, atau karena ada yang “salah” dengan cara berpakaian seorang perempuan. Kita sudah lama tenggelam dalam mitos yang keliru!

Yang paling penting, jangan pernah membela pelaku kejahatan dengan dalih apa pun karena bisa saja, ada orang-orang enggak bertanggung jawab (atau mungkin enggak berakal) yang akan memutarbalikan fakta, dan kembali menjadikan si korban sebagai yang bersalah.

Please… saya, kamu, siapa pun itu, jangan mau dibodohi.

[BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe

Saya cuma pengin ngucapin terima kasih kepada Theoresia Rumthe karena mau menyuarakan kegelisahan-kegelisahan kami para perempuan lewat puisi Nasihat Akhir Tahun ini.

Kami yang udah enggak bisa lagi dibungkam, akan terus melawan. Dan menurut saya, puisi ini adalah senjata bagi para perempuan untuk lebih berani melawan. Saya cuma berharap, puisi ini bisa abadi.

SESUATU YANG VULGAR

kuingin menulis sesuatu yang vulgar:
penis dan vulva
jika mereka bertemu maka kau ada
sebagaimana cinta lebih nikmat ketika luka
maka bercinta saja tidak apa-apa
membenci yang berbahaya.

Kemudian, lanjut lagi soal puisi-puisi lain dalam Selamat Datang, Bulan.

Di tengah banyaknya puisi yang relate dengan kehidupan sehari-hari, unik banget rasanya ketika Theoresia Rumthe memasukkan diksi seperti Yesus dan Natal, lalu meracik kata-kata tersebut menjadi buah-buah puisi yang hangat. Di sisi lain, hampir semua puisi di Selamat Datang, Bulan sangat lugas. Dalam artian, saya enggak perlu membaca sampai lebih dari satu kali baru bisa menemukan makna yang ingin disampaikan penulis.

Ya, meski begitu, memang ada puisi-puisi yang enggak saya mengerti. Sebagai contoh, puisi Selamat Datang, Bulan itu sendiri.

Ketika menemukan kata-kata yang enggak saya mengerti, biasanya saya akan mencari tahu lebih lanjut di Google. Ternyata, Theoresia Rumthe tetap memasukkan unsur ketimurannya.

Sebagai contoh, ia menggunakan kata “sopi” dalam puisi tersebut. Lantas, saya pun mencari makna dari kata tersebut dan menemukan bahwa sopi merupakan minuman tradisional ala Maluku yang mengandung alkohol.

Sebenarnya, sopi ini dilarang, tapi nyatanya minuman ini sudah mengakar di kebudayaan masyarakat Maluku.

Atau, ia mengikutsertakan ombak, laut, dan pantai untuk menceritakan gagasan-gagasannya, yang mana kata-kata tersebut sangat lekat dengan tanah kelahirannya, Ambon.

Wah, rasanya hati saya berdesir mengetahui kisah-kisah yang begitu personal di buku Selamat Datang, Bulan ini.

Di sisi lain, bila diperhatikan, puisi-puisi milik Theoresia Rumthe dalam Selamat Datang, Bulan semuanya menggunakan huruf kecil, kecuali pada judul. Lalu, penulis juga enggak menggunakan tipografi yang berbeda-beda, semuanya rata kiri.

Menurut saya, buku ini adalah tanda bahwa puisi yang baik dan menggetarkan hati bukan melulu soal romantisasi senja atau hubungan lawan jenis.

Penulis mencoba membuktikan bahwa apa yang ada di sekitar kita bisa dijadikan tulisan-tulisan, asalkan kita mau lebih peka, mendengar, serta mencerna.


Penutup

Seusai membaca Selamat Datang, Bulan dengan warna sampul yang begitu segar, adakah pelajaran lain yang saya dapat darinya? Tentu saja.

  1. Theoresia Rumthe menggambarkan hal-hal menakutkan yang terjadi di sekitar kita, mulai dari soal pelecehan seksual, hingga politik banyak janji. Namun tanpa sadar, di tengah kecarut-marutan itu, masih ada kehidupan yang bisa kita bangun. Syaratnya hanya satu, kita enggak tinggal diam.
  2. Nggak masalah kalau kita punya pemikiran yang berbeda atau idealisme sendiri ketika memandang suatu hal, karena dari sanalah manusia belajar menghargai sudut pandang orang lain, juga berani mengambil risiko ketika mengambil keputusan tertentu.
  3. Puisi-puisi dalam Selamat Datang, Bulan kerapkali membuat saya “gelisah”. Untuk itu, saya ingin mengajak siapa pun untuk jangan mau dilemahkan oleh konstruksi sosial. Apa pun itu, soal perempuan, politik, agama, atau apa pun itu. Beranilah bersuara karena kita nggak sendiri.

Itulah dia ulasan buku Selamat Datang, Bulan karya Theoresia Rumthe. Saya enggak sabar membaca karya-karyanya yang lain. Nah, kalau kamu tertarik kah untuk tenggelam dalam tulisan-tulisannya?


Rekomendasi Buku Serupa

Review buku Bahaya-bahaya yang Indah Karya Weslly Johannes

Bila kamu menyukai buku puisi Selamat Datang, Bulan karya Theoresia Rumthe, saya ingin merekomendasikan beberapa buku serupa yang siapa tahu juga kamu suka.

  1. Bahaya-Bahaya yang Indah – Weslly Johannes
  2. Tempat Paling Liar di Muka Bumi – Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes
  3. Cara-cara Tidak Kreatif untuk Mencintai – Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes
  4. Milk and Honey – Rupi Kaur
  5. Mind Platter (Bejana Pikiran) – Najwa Zebian

Jangan lupa baca artikel inspiratif selanjutnya di bawah ini, ya! 😍

[BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian

1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
93. Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung
94. Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Katakerja Makassar
95. Kedai Buku Jenny, Lebih dari Sekadar Perpustakaan dan Toko Buku
96. [BOOK REVIEW] Surat untuk Anakku Karya Mahendra Hariyanto

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *