Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung

Mar 7, 2014

Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung – Melangkahkan kaki di negeri elok ini setelah bertahun-tahun lamanya tak bertandang, rasanya membuat hati berdebar. Pulang ke kampung halaman orangtua dan bertemu sanak saudara pastilah menyenangkan.

Cion aaa… (cantiknya),” kata salah satu saudara saya yang sepertinya pangling melihat saya yang sudah sebesar ini.

Yang tak pernah saya lupa dari tempat ini adalah keramahan orang-orangnya. Karena Bangka Belitung adalah pulau yang kecil, tak jarang warganya mengenal satu sama lain. Mama pasti bisa langsung akrab dengan orang-orang yang ditemuinya.

Baca juga: Sore-sore Ngemil Pempek Bangka di Depan Bangunan Kosong di Jalan Muhidin

Sudah bertahun-tahun lamanya, saya dan keluarga tidak pulang ke Bangka Belitung. Rasanya sedikit asing ketika bertemu dengan sanak saudara yang jarang terdengar kabarnya. Namun, rasanya begitu menyenangkan bisa melihat wajah-wajah yang bila diperhatikan, ternyata adalah wajah yang sama seperti dahulu.

Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung

Ketika sampai di Sungailiat, rasanya semua tampak tak berubah. Rumah sederhana yang saling berdekatan, dikelilingi pasir putih, udara yang sejuk, juga begitu banyak hewan peliharaan di sana. Ada ayam, anjing, dan babi.

Hari pertama saya habiskan dengan bertemu sapa dengan para tetangga. Lalu, saya dan keluarga memutuskan untuk menghabiskan waktu di beberapa pantai yang letaknya berdekatan. Destinasi pertama kami adalah Pantai Matras.

Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung

Pantai cantik ini memiliki banyak spot bagus untuk dipotret. Sewaktu saya berkunjunng ke sana, pantai ini begitu sepi. Tak mau pulang tanpa membawa apa-apa, saya mencari berbagai macam kerang di pasir putih untuk dibawa pulang.

Berlanjut ke Pantai Matras, pantai yang tak kalah sepinya. Sebuah ketenangan dirasa seperti aliran kedamaian yang menjalar hati. Senang rasanya bisa menikmati suasana laut, mendengarkan lagu-lagu mellow, dan sejenak mengosongkan pikiran.

Baca juga: Ada yang Kurang Saat Mencicipi Roti Panggang Telur dan Kopi Tarik Tung Tau

Ada juga Pantai Tanjung Pesona. Tempat wisata ini merupakan salah satu pantai yang terkenal di Bangka. Tak seperti dua pantai sebelumnya, pantai ini cukup ramai didatangi pengunjung. Air laut yang begitu bening terlihat begitu biru. Meski suasana panas seperti meluluhlantakkan kulit, tetapi rasanya semua terbayarkan ketika melihat pemandangan yang ajaib.

Di sini, ada Rock Island yang begitu unik. Ada banyak batu besar bertumpuk-tumpuk di sisi kiri jembatan dan membentuk pemandangan yang tak biasa.

Namun, seketika itu juga saya tersadar. Bukan hanya liburan seperti ini yang ingin saya miliki, melainkan “liburan” yang lain. Saya hanya ingin kembali ke rumah, kembali ke kampung halaman, dan menyusuri titik-titik kenangan.

Menyusuri Kenangan di Kampung Halaman, Bangka Belitung

Perlahan, serpih kerinduan itu mulai muncul kembali. Segala sesuatu menjadi begitu hangat. Rasanya, di manapun dan kapanpun berada sedekat ini dengan keluarga menjadi hal yang paling membahagiakan. Pulang ke kampung halaman rasanya seperti pulang ke tempat di mana seharusnya kita berada. Pulang ke mana hati kita sebenarnya tinggal.

Ya, saya merasa bersyukur karena memori akan Bangka Belitung masih melekat jelas di pikiran. Tak heran rasanya begitu saya sadar kalau saya sedih, sudah waktunya pulang ke Tangerang.

Namun, kenangan tentang pulau nan cantik ini seakan kembai menyusun memori-memori cantik yang berkelebatan di dalam kepala. Rasanya, saya tak sabar untuk mengunjungi pulau ini lagi, suatu hari nanti.

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

2 Comments

  1. Anthony

    Pantainya masih terjaga kelestarian dan kebersihannya. Warna airnya pun masih belum. Kapan-kapan boleh tuh untuk liburan kesana

    Reply
    • sintiastarina

      Yup! Itulah mengapa kita sebagai pengunjung juga harus menjaga kelestariannya. Feel free to come there 🙂

      Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *