Panduan Lengkap ke Situ Gunung Sukabumi

Dec 6, 2019

Panduan Lengkap ke Situ Gunung Sukabumi, Situ Gunung Suspension Bridge, Curug Sawer, dan Danau Situ Gunung – Rasa-rasanya, saya enggak pengin membuang akhir pekan dengan sia-sia, seperti berdiam diri di rumah dan enggak melakukan apa-apa. Selagi masih muda, pengin banget berkelana ke sini dan sana.

Makanya, belakangan saya lagi rajin banget ngulik-ngulik berbagai destinasi wisata di Indonesia, yang dimulai dari dekat-dekat Jakarta.

Kenapa pilihnya yang dekat tempat tinggal? Iya, soalnya cuma akhir pekan saja waktu yang dipunya.

Salah satu destinasi wisata yang masuk dalam daftar teratas ialah Situ Gunung Sukabumi.

Sebelumnya, saya tahu tempat ini dari teman Mama yang udah lebih dulu ke sana, lalu enggak lama ada travel blogger yang ke tempat ini dan tentu aja makin bikin saya penasaran.

Tentang Situ Gunung, Tempat Wisata Alam di Sukabumi

situ gunung sukabumi - situ gunung suspension bridge - curug sawer

Situ Gunung yang terletak di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat ini berada di ketinggian 850 mdpl. Destinasi alam ini masih berada di area Taman Nasional Gede Pangrango. Perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi kira-kira ditempuh dalam waktu 3 jam.

Situ Gunung sendiri menawarkan keindahan alam di ketinggian yang begitu memanjakan mata. Bagi siapa pun yang merasa jenuh dengan padatnya ibukota, tempat wisata ini pun bisa jadi pelarian.

Di Situ Gunung Sukabumi sendiri ada tiga spot wisata yang bisa dikunjungi, yakni Situ Gunung Suspension Bridge, Curug Sawer, dan Danau Situ Gunung. Semuanya ada di dalam satu kawasan sehingga bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Baca juga: 7 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Berpetualang di Geopark Ciletuh

Asyiknya, ternyata ada beberapa agen travel yang membuat open trip ke sana! Salah satunya adalah @explorer.idn. Setelah melihat beberapa ulasan peserta yang pernah menggunakan jasa mereka, akhirnya saya mutusin buat ikut open trip mereka.

Open trip ke Situ Gunung Sukabumi sendiri harganya Rp200.000 all in. Pokoknya tinggal bawa badan aja, deh. Nah, untuk lebih lengkapnya, berikut panduan lengkap ke Situ Gunung Sukabumi.


Perjalanan Menuju Situ Gunung Sukabumi

Saya dan peserta open trip lainnya berkumpul di Indomaret Central Park dan berangkat sekitar pukul 5 pagi. Dari rumah, saya udah siapin masker mulut untuk dipakai bila tidur di jalan nanti.

Baca juga: Keasrian English Garden di Resorts World Genting yang Menyejukkan Hati

Oh ya, selama perjalanan, bus akan berhenti di dua rest area. Jadi, kalau peserta open trip mau buang air, beli camilan, atau stretching sebentar, bisa memanfaatkan waktu ini.

Nah, jalanan ke Sukabumi Sabtu pagi itu enggak terlalu macet, tapi karena lokasi yang memang jauh, kami baru sampai sekitar pukul 9 pagi.

Waktu itu, bus yang kami tumpangi enggak bisa membawa kami sampai ke gerbang masuk Situ Gunung Sukabumi.

Jadilah kami turun di tempat parkir dan melanjutkan perjalanan dengan angkot merah yang memang sedang menunggu penumpang.

Dari tempat parkir ke gerbang utama kurang lebih 5 menit. Cepet, ya? Jelas, sopir angkot kami ngebut parah! Hahaha. 😀

Kemudian, tour leader kami mengurus tiket para peserta dan setelahnya, kami diberi tiket masuk berupa gelang dengan QR Code untuk dipindai.

situ gunung sukabumi - situ gunung suspension bridge

Enggak jauh dari gerbang utama, orang-orang terlihat sudah mengantre. Awalnya saya pikir ini adalah antrean untuk menyebrangi jembatan. Ternyata, bukan. Rupanya, orang-orang mengantre untuk mengambil welcome snack and drink!

Di sana udah disediain snack berupa singkong dan pisang rebus, sedangkan untuk minumannya bisa pilih kopi atau teh manis. Saya sendiri mengambil singkong rebus dan teh manis.

Pengunjung bisa duduk-duduk santai di Amphitheater sembari menikmati alunan musik Sunda. Adem pisan….

Sehabis menyantap welcome snack and drink, jangan lupa untuk membuang sampah di tempatyang disediakan, ya. Gelas-gelas yang sudah kosong juga bisa diletakkan di ember yang tersedia di sana.

Baca juga: Menyambangi Fashion Forest: Hutan Hujan yang Dilengkapi WiFi Pertama di Dunia

Nah, setelah tenaga cukup terisi, saya dan Mama pun melanjutkan perjalanan untuk menyeberangi Situ Gunung Suspension Bridge, sementara rombongan yang lain sudah jalan lebih dulu. Duh, penasaran!


Situ Gunung Suspension Bridge

https://www.instagram.com/p/B5eDLOBHhmx/

Nah, ini adalah primadona utama di Situ Gunung Sukabumi. Ini merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara, lho! Situ Gunung Suspension Bridge ini memiliki panjang sekitar 243 meter, dengan lebar 2 meter, dan tinggi 150 meter.

Baca juga: Pulang Rafting Bareng Toekad Adventure Bali, Dapat Bonus Kaki Pegal

Dari Amphitheater ke jembatan gantung enggak terlalu jauh, kok. Di depan jembatan, biasanya sudah banyak yang mengantre ingin menyeberang (kalau datengnya siang, ya). Kenapa ngantre? Soalnya jumlah orang yang berada di jembatan, baik pergi maupun pulang, dibatasi.

Di sana, ada layar yang menunjukkan jumlah pengunjung yang sedang berada di jembatan sehingga kalau dirasa sudah menyentuh batas maksimum, petugas di sana enggak akan memperbolehkan pengunjung lain untuk menyeberang demi alasan keselamatan.

Oh ya, sebelum menyeberang, petugas di sana akan memasangkan safety belt pada pinggang pengunjung. Safety belt ini berguna untuk menjaga keseimbangan pengunjung saat sedang menyeberang Situ Gunung Suspension Bridge.

Baca juga: Pesona Pura Chin Swee Caves di Genting Highlands yang Membuat Betah

Sebab, kalau anginnya sedang kencang, jembatan ini bakal shaky banget. Jadi, pengunjung hanya perlu mencantolkan belt tersebut di pinggir jembatan supaya mereka bisa berdiri dengan lebih seimbang dan aman.

Nah, akhirnya giliran saya yang menyeberang. Wuihh… deg-degan juga nih, menyeberangi jembatan yang panjang ini.

situ gunung sukabumi - situ gunung suspension bridge

Di gerbang masuk jembatan, terdengar seorang petugas memberi imbauan kepada para pengunjung dengan pengeras suara. Ia berujar supaya pengunjung enggak menghentikan langkahnya terlalu lama di jembatan. Entah untuk foto-foto atau alasan lain.

Soalnya, kalau berhenti, jembatannya bakal kerasa lebih shaky dan bikin lebih lama jalannya.

Baca juga: Awana SkyWay: Sensasi Gondola Berlantai Kaca di Resorts World Genting

Ya, mungkin maksudnya juga supaya pengunjung lain yang belum berada di jembatan bisa segera menyeberang dan enggak perlu mengantre terlalu lama. Diimbau juga supaya jalannya di tengah-tengah jembatan, jangan di pinggir.

Saya sendiri memang beberapa kali berhenti di tengah jembatan untuk foto-foto (dan difoto). Untungnya, pengunjung di sana maklum banget dan enggak masalah kalau jalan mereka tersendat karena ada yang mau foto.

Baca juga: Suka Bawa Power Bank Saat Traveling? Ini Kumpulan Harga Power Bank Xiaomi dan Kelebihannya

Dan ya, pas menyeberang Situ Gunung Suspension Bridge ini memang se-shaky itu! Anginnya lumayan kencang. Rasanya kaki enggak bisa berjalan lurus. Kalau mau jalannya lebih seimbang, harus membuka kedua kaki dengan lebar biar jalannya bisa lurus. 😀

Menyeberang jembatan panjang ini rasanya mengobati sedikit kerinduan saya akan indahnya pemandangan di ketinggian. Meski matahari bersinar terang, angin tetap berembus sepoi-sepoi, membikin panasnya jadi enggak terasa. Menyenangkan!


Curug Sawer

https://www.instagram.com/p/B4qta6bHXUG/

Setelah sampai di ujung Situ Gunung Suspension Bridge, saya dan pengunjung lain harus trekking lagi. Kali ini kami akan menuju Curug Sawer.

Dibandingkan trekking ke jembatan gantung, ternyata yang ke curug lebih melelahkan. Kurang olahraga, sih. 😥

Baca juga: Hotel Terbesar di Dunia Ada di Resorts World Genting. Apa Istimewanya?

Namun enggak usah khawatir, jalur trekking-nya aman banget, menurut saya, soalnya udah berbentuk tangga.

Kemudian, di kiri atau kanan tangga biasanya ada pegangan yang memudahkan pengunjung supaya bisa menapakki tangga dengan aman.

Nah, pas mau ke Curug Sawer, akan ada banyak tangga turunan yang artinya ketika pemgunjung kembali ke jembatan atau titik awal, pengunjung harus menyimpan lebih banyak tenaga karena naik tangga itu lebih melelahkan ketimbang turun.

Baca juga: Mencicipi Makanan Khas Pantai Timur Malaysia di East Coast Art and Souvenir

Untungnya, pengelola Situ Gunung Sukabumi ini menyediakan tempat duduk di beberapa titik. Apabila lelah naik-turun tangga dan butuh untuk menarik napas sejenak, pengunjung bisa sambil duduk di tempat yang disediakan.

membeli souvenir sebelum ke curug sawer

Nah, sebelum sampai ke Curug Sawer, pengunjung harus melewati kantin berupa pendopo yang menjual makanan dan minuman, juga stand-stand souvenir.

Di sana, jalurnya dibuat harus melewati pendopo tersebut, padahal kalau mau ke curug bisa langsung belok kiri.

Baca juga: 10 Hal yang Bikin Traveling Jadi Enggak Asyik dan Cara Mengatasinya

Hmm… saya jadi ingat, waktu keluar dari Candi Borobudur harus melewati berbagai penjual suvenir yang jalannya dibuat mengular. Sebenernya, menuju pintu keluar bisa langsung lurus aja, sih.

Tapi ini dibuat mengular, sengaja supaya pengunjung bisa melihat-lihat atau membeli souvenir untuk dibawa pulang.

situ gunung sukabumi - curug sawer

Anyway, akhirnya sampai juga di Curug Sawer! Wohoo… kalau deket air terjun begini rasanya segar sekali! Apalagi ditemani suara air terjun dan gemericik air di sungai. Rasanya kangen dengan suasana alam begitu terobati.

Baca juga: Mengenal Budaya Pantai Timur Malaysia di SeniKome Peng Heng, Genting

Tapiii… waktu saya ke Curug Sawer ternyata super rame, dong! Ternyata, banyak rombongan keluarga yang dateng ke sana. Awalnya sempet bete, duh… gimana mau foto bagus kalau ramai begini? Susah banget kalau mau gantian. 😭

Namun, berkat kesabaran luar biasa alias rela nungguin sampai Curug Sawer agak sepian dan rombongan tersebut berpindah tempat, finally bisa dapet foto yang lebih clean!

situ gunung sukabumi - curug sawer

Oh ya, kalau ke Curug Sawer, coba juga deh main ke sungainya juga, atau sekadar berfoto di atas batunya. Segeerrr kena cipratan air!

Sayang waktu itu saya enggak bawa baju atau celana ganti. Jadinya cuma bisa ngelihatin temen-temen lain main di sungai.

pendopo sebelum menuju curug sawer

Selepas dari Curug Sawer, saya dan Mama memutuskan untuk mengisi perut sejenak. Di kantin Situ Gunung Sukabumi ini kebanyakan menjual mie instan dan nasi dengan lauk ayam. Untuk minumnya macam-macam, mulai dari air mineral sampai minuman sachet-an.

Di sana juga sudah disediakan meja dan kursi untuk menyantap makanan, tapi sepertinya harus banyak-banyak sabar karena lalatnya banyak banget. Makanya, kami makan dengan tergesa-gesa, sambil sesekali mengusir lalat yang berada di dekat kami.

Baca juga: Pengin Liburan ke Bromo? Jangan Lupa Lakukan 5 Hal Seru Ini

Kalau ingin menyantap makanan dengan suasana yang berbeda, pengunjung juga bisa menggelar tikar di dekat pendopo. Ya, bisa dibilang seperti piknik gitu. Seru juga, kok. Apalagi, masih bisa melihat Curug Sawer dari kejauhan.

Kemudian, selain kantin, adakah fasilitas lain yang disediakan Situ Gunung Sukabumi di sekitar Curug Sawer? Tentu, di sana ada toilet yang menurut saya cukup bersih, juga mushala untuk ibadah.

Seneng deh rasanya kalau Situ Gunung Sukabumi juga memerhatikan kenyamanan para pengunjungnya.


Danau Situ Gunung

situ gunung sukabumi - danau situ gunung - curug sawer

Destinasi selanjutnya yang bisa dikunjungi ialah Danau Situ Gunung. Jadi, selepas dari Curug Sawer, kami harus kembali ke Situ Gunung Suspension Bridge, lalu bertemu kembali dengan teman-teman trip @explorer.id di D’ Balcone Resto.

Kami sengaja ketemuan di sana karena janjian pengin ke Danau Situ Gunung yang saya dan Mama sendiri enggak tahu di mana lokasinya.

Baca juga: 12 Alasan Mengunjungi Resorts World Genting, Malaysia

Sembari menunggu peserta trip lainnya yang masih menuju D’ Balcone Resto atau sedang makan di sana, saya dan Mama mutusin buat foto-foto. View-nya bagus banget dari restoran ini!

Tapi ya itu, lagi-lagi ramai sama rombongan Ibu-ibu, wajib sabar buat nungguin mereka selesai berfoto, baru deh gantian.

Oke, enggak lama setelah semua peserta trip komplit, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Danau Situ Gunung.

Baca juga: 7 Langkah Pesan Antar Jemput Bandara Bangkok, Gampang!

Sebelum menuju danau tersebut, pengunjung bisa membeli oleh-oleh atau jajan camilan dulu, lho. Mama sempat membeli jambu, sementara peserta trip lainnya jajan cimol. Lumayan buat camilan pas di jalan. Hehehe. 😆

Nah, untuk menuju Danau Situ Gunung, saya dan peserta trip lainnya memutuskan untuk berjalan kaki. Sebenernya ini kayak walking distance, enggak jauh dan enggak deket. Cuman karena jalannya ramai-ramai serombongan, jadinya enggak kerasa capeknya.

Enaknya kalau jalan kaki, selain bisa gerakin badan, jadi bisa lebih menikmati pemandangan di kiri dan kanan. Apalagi, pepohonan di sana tinggi-tinggi dan rasanya teduh banget.

situ gunung sukabumi - danau situ gunung - curug sawer

Tadaaaa akhirnya sampai juga di Danau Situ Gunung. Sebelum ke sini, saya memang sempat melihat berbagai foto ciamik dari para travel blogger, tapi pas ngelihat langsung… kok pemandangannya enggak seindah di foto, ya? 😥

Apa gara-gara saya datengnya siang, jadi view-nya enggak sebagus di foto yang sepertinya diambil pada pagi hari? Enggak apa-apa, yang penting bisa menikmati pemandangan di sana.

Baca juga: Pengalaman Naik Bus Putra Pelangi dari Bandung ke Medan

Di Danau Situ Gunung, kami cuma foto bareng aja dengan peserta trip, soalnya bingung juga mau ngapain di sini. Belum lagi, awan-awan mendung mulai menghampiri dan langit semakin gelap. Takut kehujanan, kami pun memutuskan untuk kembali ke tempat di mana bus kami diparkir.

Sembari mengejar waktu, akhirnya kami semua naik ojeg ramai-ramai! Satu ojeg dipatok harga Rp20.000-an kalau enggak salah, tapi karena kami serombongan, akhirnya nawar sampai dapat harga Rp15.000.

Baca juga: 15 Foto yang Menginspirasimu Berkunjung ke Resorts World Genting, Malaysia

Ya ampuuunn… kenapa sih semua transportasi di kawasan Situ Gunung Sukabumi ini ngebut semua? Hahaha. Ngeri banget naik ojeg ngebut-ngebut di jalanan yang berkelok gini. 😂


Camping di Situ Gunung Sukabumi

https://www.instagram.com/p/BzAwE-8Bofq/

Nah, seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa para pengunjung juga bisa camping di Situ Gunung Sukabumi ini, lho. Lokasi camping ground bermacam-macam, ada di dekat curug, danau, juga pintu masuk tempat wisata ini.

Camping ground ini disediakan untuk para pengunjung yang pengin eksplorasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lebih jauh. Soalnya sebenernya di sini bukan cuma ada jembatan gantung, air terjun, dan danau yang sudah disebutkan di atas aja.

Baca juga: 5 Tempat Wisata di India untuk Kamu yang Kangen Destinasi Alam

Nah, di sisi lain, kalau camping di Situ Gunung Sukabumi, pengunjung berkesempatan untuk melihat sunrise di sekitar danau, atau bahkan berfoto sendirian di jembatan gantung. Tentu aja experience yang dihadirkan bakal jauh berbeda!

Oh ya, kalau enggak pengin camping di Situ Gunung Sukabumi, ada juga penginapan di sekitar sana.


Harga Tiket Masuk

Setiap pengunjung yang hendak memasukki kawasan Situ Gunung Sukabumi akan dikenakan tiket dengan detail sebagai berikut:

  1. Tiket masuk Situ Gunung Sukabumi: Rp18.000
  2. Tiket masuk mobil: Rp10.000
  3. Tiket masuk Mmotor: Rp5.000
  4. Tarif berkemah: Rp29.000 per orang
  5. Tiket masuk Situ Gunung Suspension Bridge
    • Dewasa: Rp50.000
    • Anak-anak: Rp25.000
  6. Flying Fox: Rp25.000
  7. Perahu Sampan: Rp20.500

Lokasi dan Jam Buka

Alamat: Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat

Jam Buka:

  • Senin-Jumat: pukul 07.00 – 17.00 WIB
  • Jumat-Minggu: pukul 06.00 – 21.00 WIB

Penutup

Wah, enggak kerasa banget akhirnya trip satu harian di Situ Gunung Sukabumi harus berakhir. Energi saya terisi kembali, meski cuma ke alam satu hari.

Seneng deh, selain bisa pergi ke tempat wisata yang memang udah lama banget pengin didatengin, bisa kenalan juga sama teman-teman baru. 😀 Nggak sabar pengin trip lagi!

Sintia Astarina

Sintia Astarina

A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours?

More about Sintia > 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *